Seks masih menjadi hal yang dianggap tabu untuk dibicarakan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Padahal, banyak kejadian di sekitar kita yang berhubungan erat dengan topik yang satu ini.
Coba deh lihat teman-teman disekitarmu. Ada tidak teman cewekmu yang susah move-on karena sudah pernah berhubungan badan dengan mantan pacarnya? Atau adakah teman lelakimu yang sudah pernah mencoba melakukan hubungan seks, kemudian merasa tidak bisa berhenti?
Kali ini Hipwee akan mengulas perbedaan dampak hubungan seksual terhadap lelaki dan perempuan. Artikel ini tidak bermaksud mengajak kamu untuk melakukan hubungan seksual pra-nikah, ya. Justru dengan mengetahui dampak yang bisa dihasilkan hubungan seksual terhadapmu, kamu akan jadi orang yang lebih bijak sebelum mengambil keputusan.
Perbedaan Dampak Seks Pada Pria Dan Wanita Diteliti Lewat Orgasme
Perbedaan dampak seks diteliti lewat efek orgasme via www.huffingtonpost.com
Peneliti dari Rutgers University, New Jersey, Amerika Serikat melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana hubungan seksual memberikan dampak yang berbeda pada pria dan wanita. Penelitian ini dilakukan melalui pemindaian otak (PET Scan) pada pria dan wanita saat mereka sedang mengalami puncak kepuasan seksual (orgasme).
Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa orgasme ternyata membawa dampak yang lebih masif pada wanita. Setidaknya ada 30 bagian otak wanita yang bekerja dengan aktif saat ia mencapai puncak kekuasan seksual. Bagian otak yang aktif tersebut adalah bagian yang mengatur emosi, sensitivitas terhadap sentuhan, bagian yang mengatur rasa bahagia, juga bagian otak yang mengatur kepuasan dan rasa kebal terhadap sakit.
Hingga saat ini tim peneliti Rutgers University masih melanjutkan studinya untuk mengetahui dampak orgasme terhadap respon otak pria. Namun, temuan tentang dampak orgasme terhadap otak wanita di atas sudah cukup dapat menjelaskan mengapa wanita akan lebih terikat secara emosional setelah melakukan hubungan seksual.
Orgasme Wanita Menghasilkan Hormon Oksitosin, yang Membuat Wanita Mudah Jatuh Cinta
Orgasme wanita banyak menghasilkan hormon oksitosin
Keterikatan emosi yang terjalin dengan partner hubungan seksual disebabkan oleh hormon oksitosin. Hormon ini sering juga disebut dengan “hormon pelukan”. Oksitosin akan membuat seseorang merasakan empati terhadap pasangannya, memunculkan rasa keterikatan, dan hormon ini pulalah yang bisa memunculkan rasa percaya dan kasih sayang terhadap pasangan.
Dari penelitian yang sama, ditemukan bahwa hormon oksitosin pasca melakukan hubungan seksual lebih banyak dihasilkan oleh wanita daripada pria. Inilah penjelasan kenapa para cewek lebih mudah jatuh cinta pada partner mereka setelah tidur bersama. Hormon oksitosin akan membuat wanita menurunkan tembok pertahanannya. Secara tidak langsung, wanita akan lebih mudah jatuh cinta setelah memutuskan berhubungan seks dengan pria-nya.
Sementara, Orgasme Pria “Hanya” Membanjirinya Dengan Hormon Dopamine
Orgasme pada pria menghasilkan lebih banyak menghasilkan Dopamine
Kasus yang berbeda terjadi pada orgasme yang dialami oleh pria. Ketika wanita menghasilkan banyak oksitosin, orgasme pria “hanya” menghasilkan hormon dopamin dalam jumlah besar. Dopamin adalah hormon yang menimbulkan kecanduan terhadap sesuatu.
Hormon ini tidak hanya muncul karena hubungan seksual semata. Dopamin juga bisa dihasilkan setelah seseorang mengkonsumsi zat-zat yang bersifat adiktif, seperti rokok dan narkoba. Dampak dari “banjir dopamin” dalam tubuh adalah munculnya rasa puas dan keinginan untuk kembali mencari kepuasan yang serupa.
Kasarnya, seks dan heroin menimbulkan efek kepuasan dan kecanduan yang sama pada pria. Seks, secara biologis, tidak membuat pria merasakan keterikatan emosional dan rasa cinta, berbeda dari wanita. Secara biologis, tubuh pria memang hanya “didesain” untuk merasakan kepuasan fisik dari sebuah ikatan seksual.
INGAT! Tubuhmu Tidak Punya Kuasa Untuk Membedakan Mana Pasangan yang Baik Dan Mana yang Tidak Tubuh tidak bisa membedakan kualitas pasangan
Saat memutuskan berhubungan seksual dengan seseorang, terkadang kita merasa bisa mengambil kendali untuk tidak terikat secara emosional dengan orang tersebut. Padahal, secara alami tubuh manusia tidak bekerja seperti itu. Seperti kata Haruki Murakami dalam memoirnya,
“The body is an extremely practical system.”
Tubuhmu tidak bisa selamanya mengikuti kemauan rasional. Saat berhubungan seksual dengan orang yang secara logis tidak memenuhi kriteria, tubuh wanita tetap akan mengeluarkan hormon oksitosin. Sang pria juga akan tetap “kebanjiran” hormon dopamin selepas orgasme.
Dampaknya, wanita akan tetap merasa terikat dengan orang yang pernah melakukan aktivitas seksual bersama. Sementara lelaki juga tetap akan dianggap “brengsek” saat bisa dengan mudah move-on dari wanita tersebut. Padahal, memang begitulah sistem kerja tubuh lelaki pasca hubungan seksual yang terbanjiri dengan dopamin. Bukan salah mereka kalau tidak ada rasa keterikatan yang tercipta dari sebuah hubungan seksual. Tubuh lelaki memang tidak di-set seperti tubuh wanita.
Inilah fakta biologis dari tubuh manusia yang tidak bisa disangkal.
Dear Cewek dan Cowok yang Belum Menikah, Pikirkan Lagi Deh Sebelum Memutuskan Untuk Melakukan Hubungan Seksual
Hipwee tidak ingin mengguruimu soal boleh atau tidaknya melakukan hubungan seksual pra-nikah. Kamu adalah manusia dewasa yang punya otoritas sendiri terhadap tubuh dan masa depanmu. Namun sebelum kamu memutuskan sesuatu, ada baiknya kamu memikirkan bagaimana besarnya dampak hubungan seksual terhadap kehidupanmu.
Kenikmatan sesaat harus dibayar dengan rasa terikat dan tanggung jawab yang besar. Baik pria atau wanita sudah tidak akan jadi pribadi yang sama selepas mereka melakukan aktivitas seksual. Pertanyaannya sekarang, mana yang akan kamu pilih:
“Melepaskan hasratmu yang paling manusiawi itu saat ini, atau menunggu sedikit lagi sampai ada komitmen yang lebih suci?”
Apapun pilihan dan keputusanmu, semoga fakta yangHipwee paparkan di artikel ini bisa jadi bahan pertimbangan yang bermanfaat. Selamat melanjutkan hidup, semoga hanya kebaikan yang datang padamu!
Coba deh lihat teman-teman disekitarmu. Ada tidak teman cewekmu yang susah move-on karena sudah pernah berhubungan badan dengan mantan pacarnya? Atau adakah teman lelakimu yang sudah pernah mencoba melakukan hubungan seks, kemudian merasa tidak bisa berhenti?
Kali ini Hipwee akan mengulas perbedaan dampak hubungan seksual terhadap lelaki dan perempuan. Artikel ini tidak bermaksud mengajak kamu untuk melakukan hubungan seksual pra-nikah, ya. Justru dengan mengetahui dampak yang bisa dihasilkan hubungan seksual terhadapmu, kamu akan jadi orang yang lebih bijak sebelum mengambil keputusan.
Perbedaan Dampak Seks Pada Pria Dan Wanita Diteliti Lewat Orgasme
Perbedaan dampak seks diteliti lewat efek orgasme via www.huffingtonpost.com
Peneliti dari Rutgers University, New Jersey, Amerika Serikat melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana hubungan seksual memberikan dampak yang berbeda pada pria dan wanita. Penelitian ini dilakukan melalui pemindaian otak (PET Scan) pada pria dan wanita saat mereka sedang mengalami puncak kepuasan seksual (orgasme).
Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa orgasme ternyata membawa dampak yang lebih masif pada wanita. Setidaknya ada 30 bagian otak wanita yang bekerja dengan aktif saat ia mencapai puncak kekuasan seksual. Bagian otak yang aktif tersebut adalah bagian yang mengatur emosi, sensitivitas terhadap sentuhan, bagian yang mengatur rasa bahagia, juga bagian otak yang mengatur kepuasan dan rasa kebal terhadap sakit.
Hingga saat ini tim peneliti Rutgers University masih melanjutkan studinya untuk mengetahui dampak orgasme terhadap respon otak pria. Namun, temuan tentang dampak orgasme terhadap otak wanita di atas sudah cukup dapat menjelaskan mengapa wanita akan lebih terikat secara emosional setelah melakukan hubungan seksual.
Orgasme Wanita Menghasilkan Hormon Oksitosin, yang Membuat Wanita Mudah Jatuh Cinta
Orgasme wanita banyak menghasilkan hormon oksitosin
Keterikatan emosi yang terjalin dengan partner hubungan seksual disebabkan oleh hormon oksitosin. Hormon ini sering juga disebut dengan “hormon pelukan”. Oksitosin akan membuat seseorang merasakan empati terhadap pasangannya, memunculkan rasa keterikatan, dan hormon ini pulalah yang bisa memunculkan rasa percaya dan kasih sayang terhadap pasangan.
Dari penelitian yang sama, ditemukan bahwa hormon oksitosin pasca melakukan hubungan seksual lebih banyak dihasilkan oleh wanita daripada pria. Inilah penjelasan kenapa para cewek lebih mudah jatuh cinta pada partner mereka setelah tidur bersama. Hormon oksitosin akan membuat wanita menurunkan tembok pertahanannya. Secara tidak langsung, wanita akan lebih mudah jatuh cinta setelah memutuskan berhubungan seks dengan pria-nya.
Sementara, Orgasme Pria “Hanya” Membanjirinya Dengan Hormon Dopamine
Orgasme pada pria menghasilkan lebih banyak menghasilkan Dopamine
Kasus yang berbeda terjadi pada orgasme yang dialami oleh pria. Ketika wanita menghasilkan banyak oksitosin, orgasme pria “hanya” menghasilkan hormon dopamin dalam jumlah besar. Dopamin adalah hormon yang menimbulkan kecanduan terhadap sesuatu.
Hormon ini tidak hanya muncul karena hubungan seksual semata. Dopamin juga bisa dihasilkan setelah seseorang mengkonsumsi zat-zat yang bersifat adiktif, seperti rokok dan narkoba. Dampak dari “banjir dopamin” dalam tubuh adalah munculnya rasa puas dan keinginan untuk kembali mencari kepuasan yang serupa.
Kasarnya, seks dan heroin menimbulkan efek kepuasan dan kecanduan yang sama pada pria. Seks, secara biologis, tidak membuat pria merasakan keterikatan emosional dan rasa cinta, berbeda dari wanita. Secara biologis, tubuh pria memang hanya “didesain” untuk merasakan kepuasan fisik dari sebuah ikatan seksual.
INGAT! Tubuhmu Tidak Punya Kuasa Untuk Membedakan Mana Pasangan yang Baik Dan Mana yang Tidak Tubuh tidak bisa membedakan kualitas pasangan
Saat memutuskan berhubungan seksual dengan seseorang, terkadang kita merasa bisa mengambil kendali untuk tidak terikat secara emosional dengan orang tersebut. Padahal, secara alami tubuh manusia tidak bekerja seperti itu. Seperti kata Haruki Murakami dalam memoirnya,
“The body is an extremely practical system.”
Tubuhmu tidak bisa selamanya mengikuti kemauan rasional. Saat berhubungan seksual dengan orang yang secara logis tidak memenuhi kriteria, tubuh wanita tetap akan mengeluarkan hormon oksitosin. Sang pria juga akan tetap “kebanjiran” hormon dopamin selepas orgasme.
Dampaknya, wanita akan tetap merasa terikat dengan orang yang pernah melakukan aktivitas seksual bersama. Sementara lelaki juga tetap akan dianggap “brengsek” saat bisa dengan mudah move-on dari wanita tersebut. Padahal, memang begitulah sistem kerja tubuh lelaki pasca hubungan seksual yang terbanjiri dengan dopamin. Bukan salah mereka kalau tidak ada rasa keterikatan yang tercipta dari sebuah hubungan seksual. Tubuh lelaki memang tidak di-set seperti tubuh wanita.
Inilah fakta biologis dari tubuh manusia yang tidak bisa disangkal.
Dear Cewek dan Cowok yang Belum Menikah, Pikirkan Lagi Deh Sebelum Memutuskan Untuk Melakukan Hubungan Seksual
Hipwee tidak ingin mengguruimu soal boleh atau tidaknya melakukan hubungan seksual pra-nikah. Kamu adalah manusia dewasa yang punya otoritas sendiri terhadap tubuh dan masa depanmu. Namun sebelum kamu memutuskan sesuatu, ada baiknya kamu memikirkan bagaimana besarnya dampak hubungan seksual terhadap kehidupanmu.
Kenikmatan sesaat harus dibayar dengan rasa terikat dan tanggung jawab yang besar. Baik pria atau wanita sudah tidak akan jadi pribadi yang sama selepas mereka melakukan aktivitas seksual. Pertanyaannya sekarang, mana yang akan kamu pilih:
“Melepaskan hasratmu yang paling manusiawi itu saat ini, atau menunggu sedikit lagi sampai ada komitmen yang lebih suci?”
Apapun pilihan dan keputusanmu, semoga fakta yangHipwee paparkan di artikel ini bisa jadi bahan pertimbangan yang bermanfaat. Selamat melanjutkan hidup, semoga hanya kebaikan yang datang padamu!
Posting Komentar