Aku pertama kali kenal ibu zuraida ketika dinas tempatnya bekerja mengerjakan beberapa proyek bersama dengan tempatku bekerja. ibu zuraida berusia sekitar 40 tahun, dengan postur tubuh yg sangat luar biasa (utk orang seumur itu). tingginya sekitar 165cm, dengan badan yg sangat montok. walaupun ia punya beberapa orang anak, bahkan ada yang sudah kuliah, tapi masih sangatlah menggairahkan fisiknya itu. payudaranya besar dan perutnya tidak buncit seperti ibu2 lain, rata malah, dengan pinggul dan pantat yg sangat montok.
berkali-kali dalam rapat aku harus memaksakan mataku untuk beralih dari payudaranya yg besar, bahkan dalam seragam PNS terlihat sangat sexy. walaupun ia mengenakan jilbab yg sangat lebar. namun tak mampu menyembunyikan betapa besarnya payudaranya.
bermalam malam aku gelisah, meskipun aku masih bisa sedikit mengurangi dengan mengintip kamar mandi di rumah kos sebelah, tapi payudara munira yang besar malah mengingatkanku pada payudara ibu zuraida, melihat vagina siska yg putih mulus membuatku menhayalkan vagina ibu zuraida, ketika melihat putri mengosok payudaranya, aku menginginkan mengerayangi payudara ibu zuraida.
seperti gila aku mulai membawa obat tidur berbentuk bubuk dalam kantong celanaku, selalu berpikir kapan ada kesempatan untuk membuat ibu zuraida terlelap. kalau dapat akan ku perkosa tentunya.
hingga satu hari keajaiban itu datang. karena satu berkas yang harus ditandatangani ibu zuraida, aku harus ke rumahnya. aku sama sekali tidak menyangka akan mendapat peluang semulus itu. aku datang dengan harapan yg membuatku seperti gila, dan disitu ternyata kesempatan mewujudkannya besar sekali. akan kuperkosa ibu berjilbab ini dengan sepuasnya.
waktu aku datang ibu zuraida yg menyambutku, mengenakan baju seragam dengan jilbab biru tua yg sangat lebar, tapi tetap saja masih tak mampu menyembunyikan payudaranya. sepertinya ia baru pulang dari kantor, waktu itu sudah habis magrib. awalnya kupikir mustahil karena ternyata rumahnya ramai juga, tiga orang anak gadisnya semua dirumah, ditambah seorang pembantu. aku sudah putus asa. gak tahu kenapa aku minta ijin ke kamar mandi, ternyata letaknya didapur. pembantunya sedang sibuk mempersiapkan sop.
aku masuk kamar mandi dengan kesal dan gelisah. usai kencing, aku keluar .. dan ternyata tidak ada seorangpun didapur, tanpa pikir panjang langsung kumasukkan obat tidur kedalam sop itu, lalu kuambil kunci pintu belakang dan kembali keruang tamu dengan sikap tenang. padahal dadaku mau pecah rasanya.
ibu zuraida menyerahkan dokumen itu dan menawariku untuk makan malam bersama, aku panik. tapi untunglah saat itu temanku menelpon. beralasan ada janji aku segera berlalu. selama dua jam aku mutar kota gak jelas arah. akhirnya kuarahkan motorku ke arah rumah ibu zuraida.
aku beruntung karena beberapa waktu lalu pernah ke daerah itu, sehingga tahu bahwa dibelakang rumahnya ada kebun kecil yg tertutup dari pandangan rumah lain dan terhalang tembok sebuah bagunan yang besar. kuparkirkan motorku lalu menyelinap dari kebun itu menuju pagar belakang rumahnya. sebentar kupikir semuanya akan gagal karena aku lupa, pasti pagar itu terkunci, tapi ternyata terbuka, aku bersorak kecil. masuklah aku mengendap-ngendap.
kubuka pintu belakang perlahan-lahan, aku terkejut ketika melihat lampu masih terang benderang, dan suara tv terdengar. tapi setelah kudengar tidak ada suara orang, aku mulai masuk, sengaja kupakai sarung tangan karet dan penutup muka. dan semua sedang tidur lelap dikamar masing-masing.mengambil sebuah kaleng, kulempar kuat-kuat ke lantai, dan bersiap lari. tapi tidak ada yang bangun. lalu teringat kata temanku kalo itu obat yg kuat, orang bisa tertidur seprti pingsan, terbius sehari penuh. aku tertawa sendiri, tapi untuk jaga2 maka kukunci kamar anak-anak gadis dan kamar pembantu dari luar. lalu masuk ke kamar ibu zuraida, dan lagi lagi aku bersorak, suaminya tidak ada. berarti benar yg sekilas kudengar pembicaraan anak gadisnya bahwa papa mereka akan pulang beberapa hari lagi.
berkali-kali dalam rapat aku harus memaksakan mataku untuk beralih dari payudaranya yg besar, bahkan dalam seragam PNS terlihat sangat sexy. walaupun ia mengenakan jilbab yg sangat lebar. namun tak mampu menyembunyikan betapa besarnya payudaranya.
bermalam malam aku gelisah, meskipun aku masih bisa sedikit mengurangi dengan mengintip kamar mandi di rumah kos sebelah, tapi payudara munira yang besar malah mengingatkanku pada payudara ibu zuraida, melihat vagina siska yg putih mulus membuatku menhayalkan vagina ibu zuraida, ketika melihat putri mengosok payudaranya, aku menginginkan mengerayangi payudara ibu zuraida.
seperti gila aku mulai membawa obat tidur berbentuk bubuk dalam kantong celanaku, selalu berpikir kapan ada kesempatan untuk membuat ibu zuraida terlelap. kalau dapat akan ku perkosa tentunya.
hingga satu hari keajaiban itu datang. karena satu berkas yang harus ditandatangani ibu zuraida, aku harus ke rumahnya. aku sama sekali tidak menyangka akan mendapat peluang semulus itu. aku datang dengan harapan yg membuatku seperti gila, dan disitu ternyata kesempatan mewujudkannya besar sekali. akan kuperkosa ibu berjilbab ini dengan sepuasnya.
waktu aku datang ibu zuraida yg menyambutku, mengenakan baju seragam dengan jilbab biru tua yg sangat lebar, tapi tetap saja masih tak mampu menyembunyikan payudaranya. sepertinya ia baru pulang dari kantor, waktu itu sudah habis magrib. awalnya kupikir mustahil karena ternyata rumahnya ramai juga, tiga orang anak gadisnya semua dirumah, ditambah seorang pembantu. aku sudah putus asa. gak tahu kenapa aku minta ijin ke kamar mandi, ternyata letaknya didapur. pembantunya sedang sibuk mempersiapkan sop.
aku masuk kamar mandi dengan kesal dan gelisah. usai kencing, aku keluar .. dan ternyata tidak ada seorangpun didapur, tanpa pikir panjang langsung kumasukkan obat tidur kedalam sop itu, lalu kuambil kunci pintu belakang dan kembali keruang tamu dengan sikap tenang. padahal dadaku mau pecah rasanya.
ibu zuraida menyerahkan dokumen itu dan menawariku untuk makan malam bersama, aku panik. tapi untunglah saat itu temanku menelpon. beralasan ada janji aku segera berlalu. selama dua jam aku mutar kota gak jelas arah. akhirnya kuarahkan motorku ke arah rumah ibu zuraida.
aku beruntung karena beberapa waktu lalu pernah ke daerah itu, sehingga tahu bahwa dibelakang rumahnya ada kebun kecil yg tertutup dari pandangan rumah lain dan terhalang tembok sebuah bagunan yang besar. kuparkirkan motorku lalu menyelinap dari kebun itu menuju pagar belakang rumahnya. sebentar kupikir semuanya akan gagal karena aku lupa, pasti pagar itu terkunci, tapi ternyata terbuka, aku bersorak kecil. masuklah aku mengendap-ngendap.
kubuka pintu belakang perlahan-lahan, aku terkejut ketika melihat lampu masih terang benderang, dan suara tv terdengar. tapi setelah kudengar tidak ada suara orang, aku mulai masuk, sengaja kupakai sarung tangan karet dan penutup muka. dan semua sedang tidur lelap dikamar masing-masing.mengambil sebuah kaleng, kulempar kuat-kuat ke lantai, dan bersiap lari. tapi tidak ada yang bangun. lalu teringat kata temanku kalo itu obat yg kuat, orang bisa tertidur seprti pingsan, terbius sehari penuh. aku tertawa sendiri, tapi untuk jaga2 maka kukunci kamar anak-anak gadis dan kamar pembantu dari luar. lalu masuk ke kamar ibu zuraida, dan lagi lagi aku bersorak, suaminya tidak ada. berarti benar yg sekilas kudengar pembicaraan anak gadisnya bahwa papa mereka akan pulang beberapa hari lagi.
Posting Komentar