- Berani juga Maksum, 52, (bukan nama sebenarnya) menyatroni istri Hasan yang jadi pekerja di penggergajian kayu. Apa nggak takut digorok suami? Nggak tahulah, yang jelas aksi mesum sesama guru itu justru kepergok oleh para tetangga di komplek guru. Kini Maksum dan Ida, 35, (bukan nama sebenarnya) jadi urusan polisi Sambas (Kalbar).
Apalah artinya sebuah nama (what’s in a name?) begitu kata sastrawan Inggris William Shakespeare. Tapi bagi orang Islam, nama bisa dimaknai sebuah doa. Idem dito orang Jawa, memberikan nama anak Slamet, dengan maksud selamat terus. Nama Rejeki dengan maksud rejekinya terus berlanjut. Tapi ada juga, namanya Untung Raharjo tapi malah mati ketabrak truk.
Bagaimana dengan si Maksum, tapi malah ketangkap berbuat mesum? Jelas ini musibah. Karena dia seorang guru, namanya jadi musibah kuadrat. Soalnya, mau tidak mau seorang guru selalu diposisikan sebagai tokoh santun, karena dia pendidik para pewaris bangsa. Tapi sebagai manusia biasa yang punya nafsu aluamah dan supiah, tergoda rayuan setan anggota SPI (Satgas Penggoda Iman), sudahlah biasa.
Begitulah kisah Maksum yang suka begituan. Sebagai guru SD di lingkungan Dinas Pendidikan Sambas, dia punya teman sesama guru bernama Ida. Meski tidak satu sekolah, keduanya sering ketemu di dinas. Dari situlah urusan mulai berlanjut. Apa lagi setelah Maksum mengetahui bahwa Ida ini sering ditinggal suaminya, karena bekerja di penggergajian kayu di Sanggau.
Lho, apa hubungannya antara suami yang jarang pulang dan kedekatan Maksum dengan guru Ida? Secara umum, tidak ada. Tapi karena ini memang nggak umum, ya jadi ada, meski tak perlu diumum-umumkan untuk umum. Yang jelas, Pak Guru Maksum tahu bahwa Ida perempuan yang sangat kesepian gara-gara sering ditinggal suaminya di tempat kerja. “Maka Sum, berlomba-lombalah kamu dalam kemesuman…..” bujuk si setan anggota SPI.
Ida memang bukan perempuan kodian, baik penampilan maupun kedudukan. Cantik, pintar dan pendidik pula. Sayangnya, dia punya “lahan” jarang digarap karena Hasan suaminya selalu berkutat dengan mesin penggergajian. Maksum sebagai lelaki normal yang sudah berkoalisi dengan setan SPI, sangat berkeinginan memberikan “solusi” bagi bu guru Ida rekannya. Ternyata gayung pun bersambut, sehingga ketika situasi sangat mantap terkendali, Maksum sering memasok kebutuhan syahwat Ida di Kompleks Guru Sungai Tapah, Salatiga, Kalimantan Barat.
Beberapa hari lalu, di kala hujan baru saja reda, nampaklah Ida dibonceng pak guru Maksum menuju rumahnya di Sungai Tapah. Tanpa sengaja seorang warga melihat pemandangan itu. Mengingat dia tahu persis siapa suami Ny. Ida, dia lalu beryakwasangka bahwa lelaki itu pastilah PIL-nya. Iseng-isengpun dia lalu mengintip ruang tamu. Lho kok benar? Bagaikan burung balam ketemu jodohnya, Ida dan lelaki tamu itu langsung berpagutan dengan mesra.
Ketika Ida lalu menyeret tamunya ke dalam kamar, sang “mata-mata” ini lalu menghubungi Pak RT. Sejumlah orang diam-diam membentuk satgas pengintipan. Duh, duh, adegannya benar-benar seru. Di kamar itu Ida tengah disetubuhi oleh tamunya. Pantesan si tamu betah nggak pulang-pulang, karena dapat suguhan istimewa berupa selimut hidup.
Atas nama etika, setelah mereka selesai melepaskan hajatnya, pintu depan diketuk. Lamaaa, baru dibuka. Pak RT segera klarifikasi dan minta pertanggungan jawab apa yang diperbuat Ida dan tamunya beberapa menit lalu. Awalnya mereka membantah, tapi setelah ditunjukkan bukti bahwa aksi mereka dijadikan ajang nobar (nonton bareng), tamu si guru Maksum itu memohon kasusnya jangan diperpanjang. Tapi warga tak peduli, sehingga malam itu juga Maksum dan Ida dibawa ke Polsek Sambas untuk menjalani proses lebih lanjut.
Pak dan bu guru berbuat saru dan seru.
Apalah artinya sebuah nama (what’s in a name?) begitu kata sastrawan Inggris William Shakespeare. Tapi bagi orang Islam, nama bisa dimaknai sebuah doa. Idem dito orang Jawa, memberikan nama anak Slamet, dengan maksud selamat terus. Nama Rejeki dengan maksud rejekinya terus berlanjut. Tapi ada juga, namanya Untung Raharjo tapi malah mati ketabrak truk.
Bagaimana dengan si Maksum, tapi malah ketangkap berbuat mesum? Jelas ini musibah. Karena dia seorang guru, namanya jadi musibah kuadrat. Soalnya, mau tidak mau seorang guru selalu diposisikan sebagai tokoh santun, karena dia pendidik para pewaris bangsa. Tapi sebagai manusia biasa yang punya nafsu aluamah dan supiah, tergoda rayuan setan anggota SPI (Satgas Penggoda Iman), sudahlah biasa.
Begitulah kisah Maksum yang suka begituan. Sebagai guru SD di lingkungan Dinas Pendidikan Sambas, dia punya teman sesama guru bernama Ida. Meski tidak satu sekolah, keduanya sering ketemu di dinas. Dari situlah urusan mulai berlanjut. Apa lagi setelah Maksum mengetahui bahwa Ida ini sering ditinggal suaminya, karena bekerja di penggergajian kayu di Sanggau.
Lho, apa hubungannya antara suami yang jarang pulang dan kedekatan Maksum dengan guru Ida? Secara umum, tidak ada. Tapi karena ini memang nggak umum, ya jadi ada, meski tak perlu diumum-umumkan untuk umum. Yang jelas, Pak Guru Maksum tahu bahwa Ida perempuan yang sangat kesepian gara-gara sering ditinggal suaminya di tempat kerja. “Maka Sum, berlomba-lombalah kamu dalam kemesuman…..” bujuk si setan anggota SPI.
Ida memang bukan perempuan kodian, baik penampilan maupun kedudukan. Cantik, pintar dan pendidik pula. Sayangnya, dia punya “lahan” jarang digarap karena Hasan suaminya selalu berkutat dengan mesin penggergajian. Maksum sebagai lelaki normal yang sudah berkoalisi dengan setan SPI, sangat berkeinginan memberikan “solusi” bagi bu guru Ida rekannya. Ternyata gayung pun bersambut, sehingga ketika situasi sangat mantap terkendali, Maksum sering memasok kebutuhan syahwat Ida di Kompleks Guru Sungai Tapah, Salatiga, Kalimantan Barat.
Beberapa hari lalu, di kala hujan baru saja reda, nampaklah Ida dibonceng pak guru Maksum menuju rumahnya di Sungai Tapah. Tanpa sengaja seorang warga melihat pemandangan itu. Mengingat dia tahu persis siapa suami Ny. Ida, dia lalu beryakwasangka bahwa lelaki itu pastilah PIL-nya. Iseng-isengpun dia lalu mengintip ruang tamu. Lho kok benar? Bagaikan burung balam ketemu jodohnya, Ida dan lelaki tamu itu langsung berpagutan dengan mesra.
Ketika Ida lalu menyeret tamunya ke dalam kamar, sang “mata-mata” ini lalu menghubungi Pak RT. Sejumlah orang diam-diam membentuk satgas pengintipan. Duh, duh, adegannya benar-benar seru. Di kamar itu Ida tengah disetubuhi oleh tamunya. Pantesan si tamu betah nggak pulang-pulang, karena dapat suguhan istimewa berupa selimut hidup.
Atas nama etika, setelah mereka selesai melepaskan hajatnya, pintu depan diketuk. Lamaaa, baru dibuka. Pak RT segera klarifikasi dan minta pertanggungan jawab apa yang diperbuat Ida dan tamunya beberapa menit lalu. Awalnya mereka membantah, tapi setelah ditunjukkan bukti bahwa aksi mereka dijadikan ajang nobar (nonton bareng), tamu si guru Maksum itu memohon kasusnya jangan diperpanjang. Tapi warga tak peduli, sehingga malam itu juga Maksum dan Ida dibawa ke Polsek Sambas untuk menjalani proses lebih lanjut.
Pak dan bu guru berbuat saru dan seru.
Posting Komentar