BREAKING

Rabu, 27 Agustus 2014

"Asri" Ya Hott

 
Namaku Asri, biasa dipanggil "Sri" saja, asli dari Solo, pernah 4 kali menikah, tapitidak pernah bisa hamil, sehingga mantan-mantan suami semua meninggalkanku,bodyku sexy, kulitku kuning langsat, tinggiku 161 cm dengan berat badan 50 kg,"kamu persis Desy Ratnasari, Sri!",  kata mantan suamiku terakhir. Banyak laki-lakilain juga mengatakan aku persis seperti Desy Ratnasari.

Aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di kota Gudeg Yogyakarta,majikanku seorang janda berusia 50 thn, Ibu Sumiati yang masih bekerja sebagaipegawai negeri di Gubernuran. Anaknya 3 orang.Yang pertama perempuan, Aryati28 thn, bekerja sebagai sekretaris, 2 bulan lagi menikah. Yang kedua jugaperempuan, Suryati 25 thn, bekerja sebagai guru. Yang ketiga laki-laki, satu-satunya laki-laki di rumah ini, tampan dan halus budi-pekertinya, Harianto 22thn, masih kuliah, kata Ibu Sum, Mas Har (demikian aku memanggilnya) tahundepan lulus jadi insinyur komputer. Wah hebat, sudah guaaanteng, pinter pula... 
Setiap pagi, aku selalu bangun jam 4:30, sebelum bekerja aku sudah mandi dengansangat bersih, berpakaian rapi. Aku selalu memakai rok panjang hingga semata-kaki, bajuku berlengan panjang. Aku tahu, Ibu Sum senang dengan caraberpakaianku, dia selalu memujiku bahwa aku sopan dan soleha, baik sikap yangsantun, maupun cara berpakaian. Meskipun begitu, pakaianku semuanya agak ketat,sehingga lekuk-lekuk tubuhku cukup terlihat dengan jelas.
 
Mas Har sering melirik ke arahku sambil terkagum-kagum melihat bentuk tubuhku,aku selalu membalasnya dengan kedipan mata dan goyangan lidah ke arahnya,sehingga membuat wajahnya yang lugu jadi pucat seketika. Paling telat jam 7:15,mereka semua berangkat meninggalkan rumah, kecuali Mas Har sekitar jam 8:00.Aku tahu, Mas Har sangat ingin menghampiriku dan bercumbu denganku, tapi iaselalu nampak pasif, mungkin ia takut kalau ketahuan ibunya. Padahal aku jugaingin sekali merasakan genjotan keperjakaannya.
 
Pagi itu, mereka semua sudah pergi, tinggal Mas Har dan aku yang ada di rumah,Mas Har belum keluar dari kamar, menurut Ibu Sum sebelum berangkat tadi bahwaMas Har sedang masuk angin, tak masuk kuliah. Bahkan Ibu Sum minta tolongsupaya aku memijatnya, setelah aku selesai membersihkan rumah dan mencucipakaian. "Baik, Bu!", begitu sahutku pada Ibu Sum. Ibu Sum sangat percayakepadaku, karena di hadapannya aku selalu nampak dewasa, dengan pakaian yangsangat sopan. Setelah pasti mereka sudah jauh meninggalkan rumah, aku segeramasuk kamarku dan mengganti pakaianku dengan rok supermini dan kaus singletyang ketat dan sexy. Kusemprotkan parfum di leher, belakang telinga, ketiak, pusardan pangkal pahaku dekat lubang vagina. Rambutku yang biasanya kusanggul,kuurai lepas memanjang hingga sepinggang. Kali ini, aku pasti bisa merenggutkeperjakaan Mas Har, pikirku.
 
"Mas Har. Mas Har!" panggilku menggoda, "tadi Ibu pesan supaya Mbak Sri memijatiMas Har, supaya Mas Har cepat sembuh. Boleh saya masuk, Mas Har?"
 
Pintu kamarnya langsung terbuka, dan nampak Mas Har terbelalak melihatpenampilanku,"Aduh, kamu cantik sekali, Mbak Sri... Persis Desy Ratnasari... ck, ck, ck..."
 
"Ah, Mas Har, bisa saja, jadi mau dipijat?"
 
"Jadi, dong..." sekarang Mas Har mulai nampak tidak sok alim lagi, "ayo, ayo...",ditariknya tanganku ke arah tempat tidurnya yang wangi....
 
"Kok Wangi, Mas Har?" Rupanya dia juga mempersiapkan tempat tidur percumbuanini, dia juga sudah mandi dengan sabun wangi.
 
"Ya dong, kan ada Desy Ratnasari mau datang ke sini,".
 
Kami mulai mengobrol ngalor-ngidul, dia tanya berapa usiaku, dari mana akuberasal, sudah kawin atau belum, sudah punya anak atau belum, sampai kelasberapa aku sekolah. Omongannya masih belum "to-the-point" , padahal aku sudahmemijatnya dengan sentuhan-sentuhan yang sangat merangsang. Aku sudah taksabar ingin bercumbu dengannya, merasakan sodokan dan genjotannya, tapimaklum sang pejantan belum berpengalaman.
 
"Mas Har sudah pernah bercumbu dengan perempuan?", aku mulai mengarahkanpembicaraan kami, dia hanya menggeleng lugu.
 
"Mau Mbak Sri ajari?", wajahnya merah padam dan segera berubah pucat. Kubukakaus singletku dan mulai kudekatkan bibirku di depan bibirnya, dia langsungmemagut bibirku, kami bergulingan di atas tempat tidurnya yang empuk dan wangi,kukuatkan pagutanku dan menggigit kecil bibirnya yang merah delima, dia makinmenggebu, batang kontolnya mengeras seperti kayu...
 
Wow! dia melepas beha-ku, dan mengisap puting susuku yang kiri, dan meremas-remas puting susuku yang kanan...
 
"Aaah.. sssshhhh, Mas Har, yang lembut doooong..." desahku makin membuatnafasnya menderu...
 
"Mbak Sri, aku cinta kamu...." suaranya agak bergetar..
 
"Jangan, Mas Har, saya cuma seorang Pembantu, nanti Ibu marah," kubisikkandesahanku lagi.... Kulucuti seluruh pakaian Mas Har, kaos oblong dan celanapendeknya sekaligus celana dalamnya, langsung kupagut kontolnya yang sudahmenjulang bagai tugu monas, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan mulutkudengan lembut dan terkadang cepat...
 
"Aduuuh, enaaaak, Mbak Sri...." jeritnya...
 
Aku tahu air-mani akan segera keluar, karena itu segera kulepaskan kontolnya, dansegera meremasnya bagian pangkalnya, supaya tidak jadi muncrat. Dia membukarok-miniku sekaligus celana dalamku, segera kubuka selangkanganku.
 
"Jilat itil Mbak Sri, Mas Haaaarrr..., yang lamaaa...", godaku lagi... Bagai robot, dialangsung mengarahkan kepalanya ke nonokku dan menjilati itilku dengan sangatnafsunya...."Sssshhhh, uu-enaaak, Mas Haaaarrrr... ., sampai air mani Mabk Sri keluar, ya masHaaar".
 
"Lho, perempuan juga punya air mani..?" tanyanya blo'on. Aku tak menyahut karenakeenakan...
 
"Mas Haaarrr, saya mau keluaaar..." serrrrrr.... serrrrrrrrr. ... membasahi wajahnyayang penuh birahi.
 
"Aduuuuh, enak banget, Mas Har! Mbak Sri puaaaaaassss sekali bercinta dengan MasHar..... kontol Mas Har belum keluar ya? Mari saya masukin ke liang kenikmatansaya, Mas! Saya jamin Mas Har pasti puas-keenakan. ..."
 
Kugenggam batang pelernya, dan kutuntun mendekati lubang nonokku, kugosok-gosokkan pada itilku, sampai aku terangsang lagi... Sebelum kumasukkan batangkeperkasaannya yang masih ting-ting itu ke lubang nonokku, kuambil kaos singletkudan kukeringkan dulu nonokku dengan kaos, supaya lebih peret dan terasauuenaaaak pada saat ditembus kontolnya Mas Har nanti...
 
"Sebelum masuk, bilang 'kulonuwun' dulu, dong sayaaaaaang. ..", Candaku....
 
Mas Har bangkit sebentar dan menghidupkan radio-kaset yang ada di atas meja kecildi samping ranjang..... lagunya.... mana tahaaaan....
 
"Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu..... ."
 
"Kulonuwun, Mbak Sri cintakuuuuu. ..."
 
"Monggo, silakan masuk, Mas Haaaarrr Kekasihkuuuuu. ..", segera kubuka lebar-lebar selangkanganku, sambil kuangkat pinggulku lebih tinggi dan kuganjel denganguling yang agak keras, supaya batang kenikmatannya bisa menghunjam dalam-dalam. ... Sreslepppppp. ........ blebessss... ..
 
"Auuuuuow... .", kami berdua berteriak bersamaan... ..
 
"Enaaaak banget Mbak Sri, nonok Mbak Sri kok enak gini sih....?"
 
"Karena Mbak Sri belum pernah melahirkan, Mas Har... Jadi nonok Mbak Sri belumpernah melar dibobol kepala bayi..... kalau pernah melahirkan, apalagi kalau sudahmelahirkan berkali-kali, pasti nonoknya longgar sekali, dan nggak bisa rapet sepertinonoknya Mbak Sri begini, sayaaaaang.. . lagi pula Mbak selalu minum jamu sari-rapet, pasti SUPER-PERET. ...", kami berdua bersenggama sambil cekikikankeenakan... Kami berguling-guling di atas ranjang-cinta kami sambil berpelukan eratsekali....
 
Sekarang giliranku yang di atas... Mas Har terlentang keenakan, aku naik-turunkanpinggulku, rasanya lebih enak bila dibanding aku di bawah, kalau aku di atas, itilkuyang bertumbukan dengan tulang selangkang Mas Pur, menimbulkan rasa nikmatyang ruaaaaarbiassssa uu-enaaaaaaknya. ....
 
Keringat kami mulai berkucuran, padahal kamar Mas Har selalu pakai AC, sambilbersenggama kami mulut kami tetap berpagutan-kuat. Setelah bosan dgn tengkurapdi atas tubuh Mas Har, aku ganti gaya. Mas Har masih tetap terlentang, akuberjongkok sambil kunaik-turunkan bokongku. Mas Har malah punya kesempatanuntuk menetek pada susuku, sedotannya pada tetekku makin membuatku tambahliar, serasa seperti di-setrum sekujur tubuhku.
 
Setelah 10 menit aku di atas, kami berganti gaya lagi... kami berguling-gulingan lagitanpa melepaskan kontol dan nonok kami.
 
Sekarang giliran Mas Har yang di atas, waduuuuh... sodokannya mantep sekali...terkadang lambat sampai bunyinya blep-blep-blep. .. terkadang cepat plok-plok-plok. .. benar-benar beruntung aku bisa senggama dengan Mas Harianto yang beginikuaaaatnya, kalau kuhitung-kuhitung sudah tiga kali air nonokku keluar karenaorgasme, kalau ditambah sekali pada waktu itilku dijilati tadi sudah empat kali akuorgasme... benar-benar nonokku sampai kredut-kredut karena dihunjam denganmantapnya oleh kontol yang sangat besar dan begitu keras, bagaikan lesungdihantam alu..... bertubi-tubi. ... kian lama kian cepat...... waduuuuhhhhh. .....Wenaaaaaaaaakkkkk tenaaaaan... ...
 
"Mbak Sri, aku hampir keluaaaaaar nih...!!" ....
 
"Saya juga mau keluar lagi untuk kelima kalinya ini, Mas Haaaaar.... Yuk kitabersamaan sampai di puncak gunung kenikmatan, yaaa sayaaaaanngggg"
 
"Ambil nafas panjang, Mas Har... lalu tancepkan kontolnya sedalam-dalamnyasampai kandas...... baru ditembakkan, ya Maaaasss... ssssshhhhhh. ......."
 
Sambil mendesis, aku segera mengangkat pinggulku lagi, kedua kakiku kulingkarkanpada pinggangnya, guling yang sudah terlempar tadi kuraih lagi dan kuganjelkansetinggi-tingginya pada pinggulku, hunjaman kontol Mas Har semakin keras dancepat, suara lenguhan kami berdua hhh...hhhhh. ...hhhhhh. .... seirama denganhunjaman kontolnya yang semakin cepat.....
 
"Tembakkan sekaraaaaang, Maaaasssss!" , Mas Har menancapkan kontolnya lebihdalam lagi, padahal sedari tadi sudah mentok sampai ke mulut rahimku....bersamaan dengan keluarnya air nonokku yang kelima kali, Mas Har punmenembakkan senjata otomatis berkali-kali dengan sangat kerasnya....
 
CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!!CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! Berhenti sebentar dan CROOTTTTT!!!CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! lagi..... Seperti wong edan, kami berdua berteriakpanjaaaaanggg bersamaan;
 
"Enaaaaaaaaaakkkkk! "..... sekujur tubuhku rasanya bergetar semuanya... dariujung kepala sampai ujung kaki, terutama nonokku sampai seperti "bonyok"rasanya..... Mas Har pun rebah tengkurep di atas tubuh telanjangku. .... sambilnafas kami kejar-mengejar karena kelelahan...
 
"Jangan cabut dulu, ya Maaasss sayaaaang... masih terasa enaknya... tunggusampai semua getaran dan nafas kita reda, baru Mas Har boleh cabut yaaa......"pintaku memelas..... kami kembali bercipokan dengan lekatnya.... .. kontolnyamasih cukup keras, dan tidak segera loyo seperti punya mantan-mantan suamikudulu....
 
"Mbak Sri sayaaaang, terima kasih banyak ya..... pengalaman pertama ini sungguh-sungguh luar biasa... Mbak Sri telah memberikan pelayanan dan pelajaran yangmaha-penting untuk saya...... saya akan selalu mencintai dan memiliki Mbak Sriselamanya... ."
 
"Mas Har cintaku, cinta itu bukan harus memiliki... tanpa kawin pun kalau setiappagi --setalah Ibu & Mbak-mbak Mas Har pergi kerja--, kita bisa melakukansenggama ini, saya sudah puas kok, Massss..... Apalagi Mas Harianto tadi begitukuatnya, setengah jam lebih lho kita tadi bersetubuhnya, Mas! Sampai nonok sayaendut-endutan rasanya tadi....."
 
"Aku hari ini tidak pergi kuliah, kebetulan memang ada acara untuk mahasiswabaru... jadi ndak ada kuliah...", kata Mas Harianto.
 
"Nah... kalau begitu, hari ini kita kan punya banyak waktu, pokoknya sampaisebelum Ibu dan Mbak-mbak Mas Har pulang nanti sore, kita main teruuuusss,sampai 5 ronde, kuat nggak Mas Har?", sahutku semakin menggelorakan birahinya.
 
"Nantang ya?" Tanyanya sambil tersenyum manis, tambah guanteeeeng dia.....
 
"aku cabut sekarang, ya Mbak? sudah layu tuh sampai copot sendiri...."
 
kami tertawa cekikikan dengan tubuh masih telanjang bulat.... setelah mencabutkontolnya dari nonokku, Mas Har terlentang di sisiku, kuletakkan kepalaku di atasdadanya yang lapang dan sedikit berbulu.... radio kaset yang sedari tadi terdiam,dihidupkan lagi... lagunya masih tetap "kemesraan ini janganlah cepat berlaluuuuuu...."
 
Setelah lagunya habis, "Mas sayaaang, Mbak Sri mau bangun dulu ya.... Mbak Sriharus masak sarapan untuk Mas...."
 
"Untuk kita berdua, dong, Mbak Sri.... masak untuk dua porsi ya... nanti kita makanberdua sambil suap-suapan. Setuju?", sambil ditowelnya tetekku, aku kegelian dan"auuuwwww! Mas sudah mulai pinter nggangguin Mbak Sri ya.., Mbak Sri tambahsayang deh".
 
Aku bangkit dari ranjang, dan berlari kecil ke kamar mandi yang jadi satu dengankamar tidurnya,
 
"Mas, numpang cebokan, ya..."
 
Kuceboki nonokku, nonok Asri yang paling beruntung hari ini, karena bisa merenggutdan menikmati keperjakaan si ganteng Mas Har... waduuuuhhh.. . benar-benarnikmat persetubuhanku tadi dengannya.. meskipun nonokku sampai kewalahandisumpal dengan kontol yang begitu gede dan kerasnya -- hampir sejengkal-tanganku panjangnya.. .. wheleh.. wheleh....
 
"Sebelum bikin nasi goreng, nanti Mbak bikinkan Susu-Telor-Madu- Jahe (STMJ) buatMas Har, biar ronde-ronde berikutnya nanti Mas tambah kuat lagi, ya sayaaaaaang...."
 
Kuambil selimut dan kututupi sekujur tubuhnya dengan selimut, sambil kubisikkankata-kata sayangku... "Sekarang Mas Har istirahat dulu, ya..." kuciumi seluruhwajahnya yang mirip Andy Lau itu...
 
"Terima kasih, Mbak Sri... Mbak begitu baik sama saya... saya sangat sayang samaMbak Sri...".
 
Kupakai pakaianku lagi, segera aku lari ke dapur dan kubuatkan STMJ untukkekasihku... . setelah STMJ jadi, kuantarkan lagi ke kamarnya,
 
"Mas Har sayaaaang... . mari diminum dulu STMJ-nya, biar kontolnya keras kayakbatang kayu nanti, nanti Mbak Sri ajari lagi gaya-gaya yang lain, ada gaya
 
kuda-kudaan, anjing-anjingan, gaya enam-sembilan (69), dan masih ada seratusgaya lagi lainnya, Masssss," kataku membangkitkan lagi gelora birahinya... selesaiminum diciuminya bibirku dan kedua pipiku.... dan Mas Harianto-ku, cintaanku, tidurlagi dengan tubuh telanjang dilapisi selimut.
 
Aku segera kembali ke tempat biasanya aku mencuci pakaian majikanku, menyapurumah dan mengepelnya. . semua kulakukan dengan cepat dan bersih, supaya tidakada ganjelan utang kerjaan pada saat bersenggama lagi dengan Mas Har nanti....
 
Kumasakkan nasi goreng kesukaan Mas Har dalam porsi yang cukup besar, sehinggacukup untuk sarapan berdua dan juga makan siang berdua... hmmm.... nikmat danmesranya... seperti penganten baru rasanya...
 
Setelah nasi gorengnya jadi, kusiapkan dalam piring yang agak lebar, kutatapenyajian dengan kelengkapan tomat, timun, telur mata-sapi, dan kulengkapi puladengan sebuah pisang mas yang agak mungil, kusiapkan pula segelas coca-colakesukaannya. Dengan memakai daster tipis tanpa beha dan celana dalam,kuantarkan makanan tadi ke kamarnya. Langsung kubuka saja pintu kamarnya...
 
Aduh! Betapa terkejutnya diriku, ketika kulihat Mas Har sudah bangun dari tidurnya,tanpa memakai selimut lagi, Mas Har sedang ngeloco (mengocok kontolnya), denganwajah merah-padam. .. Segera kuletakkan makanan di atas meja tulisnya..
 
"Aduuuuhhh, jangan seperti itu, sayang, ngocoknya... nanti bisa lecet... nanti pastiMbak Sri kocokkan... tapi Mas Har harus makan dulu, supaya ada tenaga lagi...kalau ndak makan dulu, nggak bisa kuat dan tahan lama senggamanya, Mas!"
 
Kutanggalkan dasterku, segera dia menyergap tubuh telanjangku, dihisapnya putingtetekku yang kanan, sedang tangannya memilin tetekku yang kiri... Kupikir ini pastigara-gara STMJ tadi,
 
"Sabar dong, Mas-ku tersayaaaaang. .., yuk kita makan nasi goreng kesukaan Mas,sepiring berdua Mas, kayak judulnya lagu dangdut..."
 
Kusuapi Mas Har-ku dan disuapinya pula aku, sambil tangannya mengkilik-kilik itilkudengan sangat birahinya. Wah! Edhiaan tenan reaksi STMJ tadi.... Hihihi...
 
"Mas Har sayang, jangan kenceng-kenceng dong kilikannya, nggak nikmaaat.... ",dia memperlambat kilikannya, sambil kami lanjutkan dan tuntaskan sarapan kami.Selesai makan, kuambilkan pula segelas besar coca-cola, kuulurkan gelas coca-colake mulutnya. Minum seteguk, Mas Har pun mengambil gelas dan mengulurkan pulake mulutku.... wah! mesranya, Mas Har-ku ini...Kuambil pisang mas, kukupas dan kubuang kulitnya, lalu aku berbaring di sampingMas Har, kubuka selangkanganku lebar-lebar, dan kumasukkan pisang tadi ke
 
dalam liang nonokku.... Mas Har agak terkejut,
 
"Ayo! Bisa nggak makan pisang sampai habis dari lubang nonok Mbak Sri? Kalaubisa, nanti Mbak Sri ajari teknik-teknik dan gaya-gaya senggama yang lain deh!"
 
"Siapa takut!" sahut Mas Har...
 
Dia segera menaiki tubuhku, dengan posisi tengkurap... mulutnya di depan nonokku,ditariknya pisang itu dengan pelan-pelan dan sedikit-sedikit digigitnya dagingpisangnya, sedangkan kontolnya pun terjuntai ngaceng di depan mulutku.... segerakugenggam dan kumasukkan barangnya yang ngaceng itu ke dalam mulutku,kumainkan lidahku mengusap-usap kepala kontolnya, dan dimaju-mundurkannyapisang mas tadi dalam liang nonokku, sehingga menimbulkan perasaan yang sangatnikmaaaaat dan memerindingkan seluruh bulu-bulu tubuhku....
 
"Mbak Sri, pisangnya sudah habis.... hebat kan?" Katanya lugu...
 
"Mas Har memang nomer satu buat Mbak Sri..." sahutku memujinya, membuatnyatersanjung dan sangat ditinggikan harga dirinya.
 
"Sekarang apalagi?" tanya Mas Har...
 
"Silakan Mas jilati dan mainkan lidah dalam liang nonok saya... dan saya akanmeng-emuti dan mengocok kontol Mas dengan mulut saya.... ini namanya gaya 69,Mas sayaaang... mulut Mas ketemu nonok saya dan mulut saya ketemu kontol MasHar.... Enaaaak kan, sayaaang?"
 
"Wah! Sensasinya luar-biasa, Mbak......"
 
"Kalau bercinta itu jangan buru-buru, Mas.... harus sabar dan tenang, sehinggaemosi kita bisa terkendali. Kalau Mas mau sampai duluan dengan cara ngelocoseperti tadi, kalau sempat keluar kan saya harus nunggu lagi kontol Mas ngaceng...kasian dong sama saya, Mas," suaraku kubikin seperti mau menangis.... .
 
"Maafkan saya, ya Mbak Sri.... saya belum ngerti... mesti harus banyak belajar samaMbak....."
 
Kami lanjutkan gaya 69 kami, kutelan habis kontolnya, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan dalam mulutku.... sementara Mas Har meluruskan lidahnya dan menjilatiITIL-ku, kemudian memasukkan lidahnya yang kaku ke dalam liang nonokku... iniberlangsung cukup lama...
 
Pada menit kelimabelas, serrr... serrrr... serrrr.... cairan hangat nonokku meluap,sekarang Mas Har malah menelannya.. .. aooowwww!
 
Dan pada menit keduapuluhlima, serrr... serrrr... serrrr.... lagi, kali ini lebih enaaaaklagi, kukejangkan seluruh tubuhku.... sambil mulutku tetap terus
 
mengocok kontolnya yang kerasnya minta-ampuuuuun. ... pada waktu itu juga,kontolnya memuncratkan air-peju dengan sangat derasnya, langsung kutelan
 
seluruhnya, sampai hampir keselek..... .
 
"Enaaaakkkk. ...." Mas Har berteriak keenakan.... .
 
Kami berguling, sekarang saya yang di atas, dengan tetap memagut kontolnya yangmasih cukup keras, kuhisap terus kontolnya, sampai tubuh Mas Har berkedut-kedutmemuncratkan tembakan-tembakan terakhirnya. .... kujilati kontol Mas Har sampaibersiiiiih sekali dan segera aku berputar, sehingga kepala kami berhadap-hadapandengan posisi aku masih tetap di atas...
 
"Gimana, Mas Har sayaaang.... Enak opo ora?" godaku...
 
"Uu-enaaaaaaakkkkk tenaaaan.... ", kata Mas Har menirukan gaya pelawak Timbuldalam sebuah iklan jamu.....
 
Kami berciuman lagi dan berguling-guling lagi.... mulut kami tetap berpagutandengan sangat kuaaaatnya.. ... Kucari kontolnya dan kupegang... wah sudahngaceng keras lagi rupanya..... luarbiasa kuatnya Mas Har kali ini, lebih kuat darironde tadi pagi.....
 
"Mas Har... saya ajari gaya kuda-kudaan. .. mau nggak?",
 
"Mau dong, sayaaaang... . Gimana?", tanyanya penasaran... .
 
"Mas Har duduk menyender dulu....."
 
Dia segera mengikuti perintahku, duduk menyender landai pada sebuah bantal yangkutegakkan di punggung ranjang, akupun segera mengambil posisi jongkokmembelakanginya. Kugenggam kontolnya dan kutancapkan ke nonokku daribelakang.... BLESSS!!!, tangan Mas Har mendekap kedua tetekku dari belakang....
 
Sekarang giliranku yang harus menaik-turunkan pantatku seperti orang naik kuda....semuanya berlangsung dengan sangat halus.... sehingga tidak sampai menimbulkanlecet pada kontol Mas Har maupun nonokku.....
 
"Gimana Mas?", tanyaku untuk mengalihkan konsentrasi, supaya air-pejunya tidaksegera muncrat..... .
 
"Benar-benar Mbak Sri pantas menjadi dosen percintaan saya.....", katanya sambilmendesah-desah dan mendesis-mendesis keenakan...
 
Itilku kembali bertumbukan nikmat dengan tulang selangkang Mas Har... Nikmatnyasudah sampai mneggeletarkan segenap perasaanku, membuat perasaanku semakinmenyatu dan terikat kuat dengan perasaan Mas Har..... inilah arti sesungguhnyapersetubuhan. ...
 
Kuatur kecepatan pacuan kuda-kudaan ini, sehingga kenikmatannya bisakukendalikan, sementara Mas Har terlentang dengan tenang, makin didekapnyakedua buah dadaku, diremas-remasnya, dipilin-pilinnya, diremas-remas lagi...membuatku kembali ingin mencapai puncak kenikmatan.. .. kukejangkan seluruhanggota tubuhku.... Mas Har sudah mulai mengerti bahwa aku akan mencapaipuncak.....
 
"Keluar lagi ya, Mbak?" tanyanya.... . Ya! serrr... serrrr... serrrrr...., kembali cairanhangat nonokku tertumpah lagi.... kelelahan aku rasanya..... .
 
lelah tapi enaaak....
 
Aku melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, kekeringkan nonokku dengandasterku supaya peret lagi... Mas Har melihat pemandangan ini dengan wajah lugu,kuberi dia senyum manis....
 
"Saya sudah capek, Mas.... Gantian dong... Mas Har sekarang yang goyang, ya?"
 
Sekarang aku mengambil posisi menungging di pinggir ranjang..... Mas Har kumintaberdiri dan menembakkan rudalnya yang super-keras dari belakang,
 
"Yang ini gaya anjing-anjingan, Mas..... tapi jangan salah masuk ke lubang pantatya... pas yang di bawahnya yang merah merekah itu, lho ya...."
 
"Kalau di lubang pantat katanya lebih enak, Mbak Sri?" tanyanya lucuuuu....
 
"memang lebih enak untuk laki-laki, tapi tidak untuk perempuan... .. itu kannamanya tidak adil, Mas.... Lagipula lubang pantat itu kan saluran untuk tai, kotoranyang kita buang, itu tidak sehat namanya, bisa kena penyakit aids, Mas.... Aids itumematikan dan tidak ada obatnya lho, hiiii.... seremmmm.... "
 
Mas Har memasukkan kontolnya pelan-pelan ke lubang nonokku dari belakangsambil berdiri di pinggir ranjang, pelan-pelan sekaliiiiii. .... seolah-olah dia takutkalau sampai merusakkan lubang nikmat ini..... aku tahu sekarang.... Mas Harsangat sayang padaku, sehingga tingkah-laku persenggamaannya pun melukiskanbetapa besar perasaan cintanya pada diriku....
 
"Aaaaahhhhhh. ...", aku mendesah sambil merasakan hunjaman kontolnya yangkembali menembus nonokku, demikian juga dengan Mas Har... dilingkarkannyatangan kirinya di perutku, sedang tangan kanannya meremas tetekku..... . Dia mulaimenggoyangkan kontolnya maju mundur.... blep-blep-blep. .....aduuuuhhh. ....mantapnyaaaa. ..... tenaganya sangat kuat dan berirama tetap...... membuat aliran-darahku menggelepar di sekujur tubuhku..... ..
 
"Enaaaak, Maaaaasssss. ......", lagi-lagi kukejangkan seluruh anggota tubuhkusambil kukeluarkan lagi cairan hangat nonokku kesekian kalinya..... . puaaaassssssekali tiada taranya..... ..
 
"aaaaaahhhhhhhh. ......... ", lenguhku.... ....
 
"Lap dulu dong, Mbak Sriiii..... becek sekali nih...." pintanya.... .
 
Kuambil dasterku dan kuserahkan padanya..... . segera dia mengeringkan nonokkudan juga kontolnya yang basaaaah tersiram cairan hangatku.... .
 
"Mbak, aku sudah hampiiiirrr keluaaaarrr. ...." desahnya membuatku semakinterangsang.. ....
 
"Tembakkan saja, Massss...... .."Tembakannya masih sekencang yang sebelumnya.. .... sampai nonokku penuhdengan air-pejunya yang ekstra-kental itu.......
 
"Aaaaahhhhhhhh. ......" Mas Har berteriak keenakan.... .. demikian juga dengan aku,kukejangkan tubuhku dan kusiram lagi kontolnya dengan cairan hangat
 
kenikmatan nonokku..... .
 
"Aaaaaaahhhhhhh, Massss Harrrrr..... ... Mbak Sri cintaaaaa banget sama MasHar......."
 
"Aku juga Mbak..... selain Mbak Sri, tidak ada perempuan lain yang aku cintai didunia ini .....", aku tahu kata-kata ini sangat jujur.... membuatku semakinmenggelinjang kenikmatan.. ....
 
"Terima kasih Mas Harrrrrr.... . untuk cinta Mas Har yang begitu besar kepadasaya....." Dengan tanpa melepaskan kontolnya, Mas Har dengan hati-hati dan penuh
 
perasaan menengkurapkan tubuhnya di atas tubuh telanjangku. ... dan akukemudian meluruskan kakiku dan tubuhku mengambil posisi tengkurap... .. denganMas Har tengkurap di belakangku.. ...
 
Mulutnya didekatkan pada telingaku... . nafasnya menghembusi tengkukku... .membuatku terangsang lagi......
 
"Enaaaak dan puassss sekali, Mbak Sri..... Apa Mbak Sri juga puas?"
 
"Tentu, Mas Har..... dari pagi tadi sudah sembilan kali nonok saya memuntahkan airhangatnya... .. Pasti saya puasssss bangettt, Mas!"
 
"Terima kasih, ya sayaaaang... ... aku ingin setiap hari bercinta dengan Mbak Sriseperti ini......."
 
"Boleh, Massss.... saya juga siap kok melayani Mas Har setiap hari..... kecuali hariMinggu tentunya.... . Ibu dan Mbak-mbak kan ada di rumah kalau Minggu...."
 
Mas Har melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, aku segera mengambil posisiterlentang, dan Mas Har pun merebahkan dirinya di sisiku....
 
Jam dinding sudah menunjukkan jam 10.40...... sambil berpelukan dan berciumanerat, kutarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang kami berdua... dan kami puntertidur sampai siang.....
 
Sudah hampir jam setengah-dua ketika aku terbangun, pantes perutku rasanyalapar sekali. Mas Har masih belum melepaskan pelukannya sedari tadi, rasanya diatidak ingin melewatkan saat-saat nikmat yang sangat langka ini, bisa seharianbersenggama dengan bebasnya. Kucium bibirnya untuk membangunkan lelakikesayanganku ini,
 
"Mas sayaaang, bangun yook, kita makan siang. Nanti abis makan kita bercinta lagisampai sore...."
 
"Mmmm..." Mas Har menggeliat, "sudah jam berapa, istriku?""Setengah-dua, suamikuuuu.. ...", jawabku genit....
 
"Makan-nya di ruang makan, yok Mas, nggak usah pakai baju nggak apa-apa, kanpintu-pintu dan korden-korden sudah Mbak Sri tutup tadi...."
 
Dengan bugil bulat, kami berdua bangun dan berjalan ke ruang tamu, sambil MasHar menggendong/ mengangkatku ke ruang tamu.
 
"Edhian tenan, koyok penganten anyar wae....." kataku dalam hati.... ("gila benar,seperti pengantin baru saja")....
 
Selesai makan siang, Mas Har kembali menggendongku ke kamar, sambil kuelus-elus kontol Mas Har yang sudah mengeras seperti batang kayu lagi.....
 
Direbahkannya diriku dengan hati-hati di atas ranjang cinta kami. Aku segeramengambil posisi memiringkan tubuh ke kanan, supaya Mas Har juga mengambilposisi miring ke kiri, sehingga kami berhadap-hadapan. ...
 
"Mas sayaaang, kita senggama dengan posisi miring seperti ini, ya....., lebih terasalho gesekan kontol Mas Har di dalam nonok Mbak Sri nanti," ajakku untukmembangkitkan rangsangan pada Mas Har....
 
Kami tetap berposisi miring berhadap-hadapan sambil berciuman kuat dan mesra.Kali ini Mas Har lebih aktif mencium seluruh wajah, tengkuk, belakang telinga, leher,terus turun ke bawah, payudara-kiriku kuisap-isapnya, sementara yang kanandipilin-pilinnya lembut.....
 
Rangsangan ini segera membangkitkan birahiku. Mulutnya bergerak kagi ke bawah,ke arah pusar, dijilatinya dan ditiupnya lembut, kembali aku mendesah-mendesisnikmat, sambil jari tangannya mengobok-obok lembut lubang nonokku, mengenaiitilku, menimbulkan kenikmatan yang hebaaaat..., kukejangkan seluruh tubuhku,sampai pingganggku tertekuk ke atas, serrrrrr.... kubasahi tangannya yang lembutdengan semburan cairan hangat yang cukup deras dari nonokku...
 
"Mas, masukkan sekarang, Masssss..... Mbak Sri udah nggak tahaaaannnn. .....",pintaku manja.....
 
Tetap dengan posisi miring-berhadapan, kubuka selangkanganku tinggi-tinggi,kugenggam kontolnya dan kusorongkan lembut ke lubang kenikmatan.. ...
 
"aaaaahhhhhh. ......" lenguhan kami kembali terdengar lebih seru.... Kontol Mas Harbaru masuk setengahnya dalam nonokku, dimajukannya lagi kontolnya, dankumajukan pula nonokku menyambut sodokannya yang mantap-perkasa. ....
 
"Mas sayaaaang... maju-mundurnya barengan, ya.....", ajakku sambil mengajariteknik senggama yang baru, kunamakan gaya ini "Gaya Miring", dengan gaya inikami berdua bisa sama-sama goyang, tidak sepihak saja.....
 
Kami maju dan mundur bersamaan tanpa perlu diberi aba-aba.... rasanya lebih enakdibandingkan pria di atas wanita di bawah.... Kulihat Mas Har merem-melek,demikian juga dengan diriku, kontol Mas Har dengan irama teratur terusmenghunjam-mantap berirama di dalam liang sempit Asri..... nonokku mulaitersedut-sedut lagi, tanda akan mengeluarkan semburan hangatnya... ..
 
"Aduuuuhhhh, Maaaaassssss, enaaaaakkkkkkk. .......", aku agak berteriaksambilmendesis.... ...
 
Air mani Mas Har belum juga muncrat, luarbiasa kuatnya kekasihku ini.....
 
"Ganti gaya, Maaaasssss.. .. cabut dulu sebentar.... ." ajakku lagi, sambil kuputartubuhku, tetap pada posisi miring membelakanginya, Mas Har memelukku kuat daribelakang, sambil meremas lembut kedua tetekku, kuangkat kakiku sebelah, dankuhantar lagi kontolnya memasuki nonokku..... .
 
"aaaaaaaaahhhhhhhhh hh.... enak, Mbak Sriiiiii.... ..., gesekannya lebih terasa dariyang tadiiiiii... .." Mas Har mendesah nikmat.....
 
Kali ini aku hanya diam, sedang Mas Har yang lebih aktif memaju-mundurkankontolnya yang belum muncrat-muncrat juga air-maninya. .....
 
Sudah jam setengah-tiga, hampir satu jam dengan dua gaya yang baru ini......
 
"Mbak Sri, siap-siap yaaa.... rudalku hampir nembak...."
 
Kupeluk erat guling, dan Mas Har semakin mempercepat irama maju-mundurnya......
 
"Aaah, aaah, aaahh...." Mas Har mendesah sambil mengeluarkan air maninyadengan tembakan yang kuat-tajam-kental bagai melabrak seluruh dinding-dindingrahimku..... setrumnya kembali menyengat seluruh kujur tubuhku.....
 
"Aaaaaaaa... ......" aku berteriak panjaaaanng sambil kusemburkan juga airnonokku..... .
 
Tenaga kami benar-benar seperti terkuras, getaran cinta kami masih terus terasa.....tanpa melepaskan pelukan dan juga kontolnya, masih dengan posisi miring, kamitertidur lagi beberapa menit... sampai semua getaran mereda......
 
Jam tiga sudah lewat.... berarti masih bisa satu ronde lagi sebelum Ibu Sum dankakak-kakaknya pulang dari kerja.....
 
"Mas, bangun, Mas.... sudah jam tiga lewat..... saya kan mesti membereskan kamarini, mandi dan berpakaian sopan seperti biasanya bila ada Ibu....."
 
"Mandi bareng, yok..... di sini aja di kamar mandiku, ada air hangatnya kan?"ajaknya....
 
Dicabutnya kontolnya dari lobang nonokku yang sudah kering, aduuuhhhhenaknya..... . Aku pun segera bangun dan menarik tangannya, Mas Har bangkit danmemelukku, menciumku, menggelitiki tetek dan nonokku, kembali birahiku naik.....Sampai di bawah kran pancuran air hangat, kami berdua berpelukan, berciuman,merangkul kuat.... Dengan posisi berdiri kembali kontol Mas Har mengeras bagaibatu, segera kurenggut dan kugenggam dan kumasukkan lagi ke nonokku. Dengantubuh basah disiram air hangat dari pancuran, dan tetap dengan berdiri, kamibersenggama lagi...... bagai geregetan, Mas Har kembali menggerakkan kontolnyamaju-mundur, sementara aku bagai menggelepar memeluk erat tubuhnya yangperkasa.....
 
"Mas, sabunan dulu, ya sayaaaanggg. ...", tanpa melepaskan kedua alat kelaminkami, kami saling menyabuni tubuh kami, khususnya di bagian-bagian yang peka-rangsangan. ...
 
"Lepas dulu, ya sayaaanggg.. .. kuambilkan handuk baru untuk kekasihku... ..", MasHar melepaskan tusukannya, menuju lemari pakaian, dan diambilnya dua
 
handuk baru, satu untukku satu untuknya... Selesai handukan, aku bermaksudmengambil dasterku untuk berpakaian, karena kupikir persenggamaan hari ini sudahselesai.....
 
"Eiittt, tunggu dulu, istriku..... Rudalku masih keras nih, kudu dibenamkan lagi diliang hangat cinta kita......"
 
Edhiaaan, mau berapa kali aku orgasme hari ini..... kuhitung-hitung sudah 12 kaliaku menyemburkan air nonok sedari pagi tadi...
 
Aku mengambil posisi sederhana, terlentang menantang... biar Mas Har menindihkudari atas.....
 
Kami bersenggama lagi sebagai hidangan penutup..... dengan "Gaya Sederhana"pria diatas wanita dibawah, melambangkan kekuatan pria yang melindungikepasrahan wanita.... Mas Har terus menggoyang kontolnya maju-mundur. ....
 
Kembali aku akan mencapai puncak lagi, sedang Mas Har masih terus denganmantapnya maju-mundur begitu kuat.....
 
"Mas Har, Mbak Sri sudah mau keluar lagiiiiii... ...", kukejangkan kedua kakiku dansekujur tubuhku.....
 
"Mbak, aku juga mau keluar sekarang.... ..", dalam waktu bersamaan kami salingmenyemprotkan dan memuncratkan cairan kenikmatan kami masing-masing. .....
 
"Enaaaaaaaaaaakkkkk kk, Mas Haaaaaarrrrrr. ......"
 
"Puaaaaassssss, Mbak Sriiiiii.... ......"
 
Mas Har langsung ambruk di atas ketelanjanganku, waktu sudah hampir jamemapat..... semua sendi-sendiku masih bergetar semuanya rasanya.....
 
"Mas, sebentar lagi Ibu pulang, Mbak Sri mau siap-siap dulu ya, sayaang..."
 
Mas Har segera bangkit sekaligus mencabut kontolnya... . "
 
ari ini adalah hari yang paling luar-biasa dalam hidupku, Mbak Sriii... Bagaimana akuakan sanggup melupakannya? "
 
Kupakai dasterku, kukecup lagi kedua pipi dan bibir Mas Har.... segera aku larimenuju kamarku, membersihkan air mani Mas Har yang masih menetes dari lubangnonokku yang agak bonyok.....
 
Kukenakan celana dalam, rok dalam, beha, rok panjang, dan blus berlenganpanjang, rambut kusisir rapi, kusanggul rapi ke atas.... semua ini untuk"mengelabui" Ibu Sumiati dan kedua kakak Mas Harianto, untuk menutupi sisi lainkehidupanku sebagai seorang Ratu Senggama.***

Aku Malu Melakukan Itu


 

Hari ini hari minggu, di siang hari yang pana di sudut kota Surabaya, aku sedang berkejaran dengan waktu dan bus kota. Peluh mengalir membasahi wajah dan baju, dalam hatiku aku bertekad untuk tidak datang terlambat hari ini. Penting bagiku untuk dating tepat waktu hari ini, sebab aku tidak ingin mengecewakan dosen yang sudah berulang kali memarahiku. Entah kenapa hari ini semuanya tampak tidak bersahabat denganku. Terminal bus yang terlalu ramai dengan orang-orang seolah-olah mengatakan bahwa aku harus datang lebih awal lagi jika tidak ingin terlambat.
"Aku akan datang tepat waktu hari ini atau tamatlah sudah semua persiapan pada hari ini," selorohku dalam hati.

Bus yang kutunggu akhirnya dating juga, namun kayaknya hari ini lebih penuh dari biasanya, aku bergegas berdesakan dan masuk ke dalam bis tanpa ac yang baunya bercampur-campur antara bau keringat yang tengik dan bau penumpang yang tidak mandi hari ini kurasa. Tapi dengan membulatkan tekad akhirnya aku berhasil naik dan seperti sudah di duga aku tidak mendapatkan tempat duduk hari ini.

"Hmm, pasti ada pria tampan yang mau memberikan tempat duduk kepada gadis manis hari ini," pikirku samil menoleh kiri dan kanan mencari pria yang dimaksud.

Namun akhirnya aku harus berdiri sampai bus berhenti di depan falkutasku. Oh My God! Aku terlambat lagi hari ini. Kali ini keterlaluan sekali terlambat sampai 30 menit, mana hari ini ada tes kecil lagi. Aku langsung berlari kencang setelah membayar ongkos bus ke pak kondektur. Rok lipit-lipit warna senada yang kupakai berkibar-kibar seolah ingin protes dengan kecepatan lariku. Ada seorang mahasiswa yang hampir kutabrak langsung berteriak "Sinting!!" tapi aku tak pedulu dan terus berlari. Payudara ku yang berukuran 36 B, dibungkus dengan BH merah merek Pierre Cardin tampang terguncang-guncang naik turun dengan semangatnya, ya memang potongan BH sedikit rendah dan kemeja yang kupakai agak longgar sehingga aku merasa seperti BH nya mau melorot kebawah.

Aku terus berlari dan menaiki anak tangga ke ruang kuliahku yang di lantai 4. Aku berkuliah di sebuah universitas swasta yang cukup punya nama di Surabaya. Sambil terus berlari aku kembali berpapasan dengan beberapa cowok yang sedang duduk-duduk di tangga sambil bercakap-cakap. Mereka bersuit-suit melihat aku berlari, bagiku itu justru menambah semangatku. Dengan Sepatu hak tinggi berwarna hitam menyala setinggi 6 cm tidak mengurangi kegesitan ku. Aku sudah berada di ujung tangga ketika kusadari para cowok kurang ajar itu mungkin mengintip dari bawah tangga.

"Sialan!!" umpatku dalam hati, mereka pasti tahu aku mengenakan celana dalam merah hari ini.

Akhirnya dengan segala perjuangan aku akhir sampai ke depan ruangan kelas, aku kemudian mengetok pintu, masuk dan langsung ke bangku yang masih kosong di belakang.

Aku masih terengah-engah ketika Pak Eko, demikian nama dosenku, meneriaki namaku dengan keras.

"YESSY!!, KAMU TAHU INI SUDAH JAM BERAPA???," aku sampai meloncat kaget mendengar teriakan itu.
"AYO KAMU KEDEPAN DULU SINI," aku mengumpat dalam hati kemudian dengan berat langkah menuju ke depan kelas.

Aku berdiri di depan kelas menghadap anak-anak yang tiba-tiba menjadi ramai seolah di depan kelas ada sesuatu yang aneh. Pak Eko menatapku dengan dingin, matanya seolah ingin menjelajahi tubuhku, napasku masih sangat terengah-engah dan akibatnya payudaraku bergerak naik turun seiring dengan napas ku. Kemeja putih yang aku pakai memang agak longgar tapi terbuat dari kain yang cukup tipis, sehingga samar-samar pasti terlihat warna BH ku yang menyolok, ah tapi cuek sajalah. Aku langsung mengecek ke bawah untuk melihat apakah pakaian yang aku pakai harus ditata jika tidak semestinya,

"Semuanya tampak rapi," pikirku cepat.
"Haah, ternyata ada noda keringat basah yang tampak seperti bunga di kedua sisi ketiakku. Shit!!" kataku dalam hati.
"Maaf Pak Eko hari ini saya terlambat karena bus sangat lama datangnya," aku berkata cepat namun berusaha untuk tidak memicu kemarahannya.
"Ya, saya tahu tapi hari ini kita sedang tes, dan kamu tahu aturannya kan bahwa ikut tes ini merupakan kewajiban sebelum UAS atau kamu tidak akan lulus pelajaran saya jika tidak mengikuti tes ini," jelas Pak Eko tegas.
"Kamu setelah kuliah ini harap menemui saya di kantor, kamu harus ikut tes susulan atau kamu tidak akan pernah lulus," lanjutnya.
"Ya pak," jawabku cepat.

Mata kuliah Pak Eko merupakan suatu mata kuliah yang sangat penting untuk mengambil mata kuliah lain karena tercantum hampir dalam setiap prasyarat mata kuliah lain. Dengan tidak lulus mata kuliah ini kemungkinan semester depan aku hanya dapat mengambil 1 mata kuliah saja yang lain semua terkena prasyarat.

"Aku anak yang bertekad baja, aku harus lulus mata kuliah ini!!," tekadku dalam hati.

Pak Eko, umur 32 tahun, perawakan besar tinggi dan berkumis, kulitnya agak sawo matang tapi cukup putih untuk ukuran lelaki. Statusnya sudah cerai dengan istrinya dan sekarang hanya tinggal sendirian di salah satu kawasan elit di Surabaya, sebenarnya Pak Eko orang kaya dia punya usaha sampingan Rumah Walet di beberapa tempat. Tidak jelas mengapa ia mau menjadi dosen yang bayarannya hanya beberapa juta sebulan. Yang jelas orangnya ramah dan punya banyak teman. Teman saya pernah memergoki pak Eko di salah satu pub elit bersama temannya setelah di tanyai katanya urusan bisnis.

Oh ya, namaku Yessy, aku cewek berusia 20 tahun. Sekarang kuliah semester 3 jurusan ekonomi, tubuhku langsing tapi berisi. Rambutku sebahu dan lurus seperti iklan yang di re-bonding itu lho. Banyak orang bilang aku cantik dan bukan saja orang hanya bilang, tapi aku sendiri bekerja paruh waktu sebagai SPG di berbagai tempat dan juga sebagai pagar ayu. Pokoknya untuk urusan pamer wajah dan badan aku pasti di ajak. Bukan apa apa sebenarnya, tetapi memang itulah kelebihanku. Aku punya banyak teman cowok maupun cewek aku orang yang pintar bergaul atau memang aku cantik sehingga banyak di kerubungi cowok yang sekedar senang atau memang menginginkan sesuatu, bukan hanya cantik lho, tapi juga seksi.

Dadaku cukup padat berisi dan sesuai dengan postur tubuhku yang tinggi 162 cm dan berat 50 Kg, Kukira itu ukuran ideal yang di inginkan setiap wanita. Walaupun aku orang nya sering berada dimuka umum tapi aku sebenarnya agak pemalu, aku tidak berani berbicara sambil menatap mata orang, hanya kadang-kadang aku harus PeDe karena di bayar untuk itu. Tentu bukan hanya payudara ku saja yang indah, kulitku juga putih dan betisku mulus menantang setiap mata yang mampu menjelajahinya. Aku rajin merawatkan tubuh di berbagai salon kecantikan karena menurut bosku supaya lebih bernilai jual, entah apa maksudnya. Mungkin supaya penjualan produknya semakin besar atau supaya sering dipakai jadi SPG.

"Yessy, hari ini bapak tidak sempat ke kantor lagi karena ada urusan penting yang tidak bisa di tunda. Kalau kamu betul pingin ikut tes ini, nanti hubungi bapak agak sore ya. Kalau lain kali bapak sudah enggak bisa kasih tes lagi, atau kamu mengulang aja tahun depan ya?" ucapan Pak Eko membuyarkan lamunan ku.

Ternyata di kelas tinggal aku sendirian. Entah sejak kapan bubar, kayaknya aku terlalu banyak melamun hari ini.

"Saya mau lulus semester ini pak, bagaimana kalau bapak tidak sempat nanti sore saja tes nya bahkan kalau di rumah bapak sekalipun saya bersedia yang penting bapak mau meluangkan waktu untuk saya" kataku gugup karena pikiranku baru terputus dan kacau.
"Kamu tahukan nomor HP bapak kan? Ya sudah nanti sore bapak tunggu ya," Lanjut pak Eko cepat langsung bergegas pergi.

SubChapter 1b. Ketika semuanya di awali dengan 'manis'

Sudah jam empat sore ketika rangkaian kuliah hari ini selesai, aku tidak sempat pulang lagi, sambil melirik jam guess di tangan kiriku, janjiku dengan Pak Eko adalah jam 4.15 aku harus bergegas sebelum terlambat lagi, tidak usah melapor ke rumah lagi tokh tidak ada orang di rumah ku. Aku tinggal sendiri karena aku sebenarnya bukan orang Surabaya, aku anak luar pulau, aku tinggal sendirian di rumah kontrakan kecil yang tetangganya pun aku tidak berapa kenal. Keberanianku tinggal sendirian semata karena tekadku kuliah di Surabaya. Ya aku memang cewek bertekad baja.

"Aku naik ojek sajalah ke rumah Pak Eko biar tidak terlambat" pikirku.

Benar juga tidak sampai 10 menit aku sudah berdiri di depan sebuah rumah mewah berlantai 2 Pak Eko juga kebetulan baru pulang sehingga kami sama-sama masuk ke rumah. Pak Eko kemudian meminta waktu untuk mandi sebentar dan mempersilakan saya duduk di sofa berbulu putih yang tampaknya mahal. Begitu pak Eko hilang dari pandangan mataku aku berdiri dan melihat-lihat sekelililing.

Aku terkagum-kagum melihat koleksi lukisan pak Eko yang indah-indah. Tiba-tiba ada geraman di belakangku, entah dari mana datangnya tapi dua ekor doberman besar sudah ada di belakangku dalam jarak kurang dari satu meter. Doberman-doberman tersebut cukup besar dan tinggi. Mereka mulai menggeram-geram dan maju perlahan. Aku takut sekali tapi aku tidak berani lari karena pasti di kejar dan bisa di gigit. Aku hanya maju ke dinding dan diam mungkin anjing itu akan menganggap aku bukan ancaman dan pergi. Aku merasa mereka makin mendekat mungkin hanya 1/4 meter lagi. Aku ingin berteriak tapi takut mereka jadi tambah galak lagipula pak Eko kemungkinan tidak mendengar dari kamar mandi. Aku cuma menutup mata dan berharap yang indah-indah.

Dalam kegelapan tiba-tiba semua hening, anjing-anjing itu pasti sudah pergi, aku mencoba membuka mata dan menoleh ketika tiba-tiba terasa napas hangat di... Astaga!! di bagian atas belakang lutut. Salah satu doberman itu sudah begitu dekatnya sehingga napasnya dapat di rasakan pada kulitku yang mulus itu. Ia mulai menjilat-jilat bagian belakang pahaku, semakin lama semakin ke atas. Aku mulai merasa geli tapi tidak berani bergerak sedikitpun, jilatan itu menjadi semakin liar seolah-olah pahaku ada rasanya, yah.. mungkin bau dari kemaluanku, dan keringat yang mengering. Aku pernah menonton TV yang mengatakan bahwa binatang suka tertarik dengan bau kelamin lawan jenisnya sebelum memulai hubungan seks. Jilatan itu semakin naik sampai ke sela-sela paha bagian belakang dan mulai mengenai celana dalamku.

"Ooohh, celana dalamku pasti basah nih" pikirku.

Ludahnya terasa sekali banyaknya dan hangat serta geli. Aku mulai merasa terangsang karena jilatan itu. Doberman tersebut semakin bersemangat. Kayaknya ia tertarik dengan celana dalam merahku karena ia sudah tidak menjilati paha lagi tapi sudah menjilat celana dalamku. Kurasakan kemaluanku basah karena cairan kemaluanku sendiri deras mengalir seiring dengan ekstasi kenikmatan yang aku rasakan.

Aku tiba-tiba terpikir bagaimana kalau celana dalamku di korbankan saja ke anjing itu, tapi bagaimana dengan anjing satunya yang menonton bagaimana kalau ia mau juga tapi kayaknya, oh syukur lah, hanya tinggal seekor saja. Aku memberanikan diri untuk mengangkat rok dan melucuti celana dalamku. Anjing itu menurut aja untuk menunggu seolah sudah tahu kalau celana dalam itu akan menjadi mainannya. Ia mundur dan membiarkan aku melucuti celana dalamku. Celana itu meluncur turun dengan cepat dan kulempar yang jauh. Tak disangka anjing itu langsung mengejar celana dalam itu dan memberi aku tempat kosong dan waktu untuk lari. Aku langsung lari dan mencari tempat yang aman.

"Harus tempat yang tidak dapat di jangkau anjing tersebut," Pikirku cepat.

Kulihat di kebun belakang ada bangunan menyerupai air mancur dan letaknya cukup tinggi tapi harus dipanjat sedikit. Aku langsung lari kesana dan memanjat lalu berdiri diatasnya. Akhirnya aman juga, begitu pak Eko selesai mandi aku langsung berteriak minta tolong. Anjing itu juga tampaknya sibuk dengan celana dalamnya, sudah hampir di telan dan di gigit-gigit.

"Harganya Rp 200.000, mati aku, baru beli lagi," pikirku.

Tiba-tiba aku panik bagaimana menjelaskan semua ini ke pak Eko ya? Lagipula sekarang ia harus turun dibantu oleh pak Eko karena tidak mungkin dia meloncat ke bawah, Bagaimana kalau kelihatan dari bawah oleh pak Eko kalau aku tidak mengenakan celana dalam? Atau haruskan dia berterus terang saja tokh pak Eko juga akan tahu kalau aku tidak pakai celana dalam?

Tiba-tiba pak Eko muncul dari dalam rumah dan berkata "Lho Yessy, kamu kok di atas sana?"
"Menghindari anjing bapak" jawabku.
"Anjingnya sudah bapak usir keluar ayo bapak bantu turunin kamu" kata pak Eko sembari maju mendekati.
"Saya bisa sendiri kok saya lompat aja" jawabku lagi.

Aku ogah ketahuan kalau enggak pakai celana dalam. Pak Eko bersikeras mau membantu aku turun jadi dia pergi mengambilkan kursi untukku. Akhirnya sampai juga di bawah lagi sekarang tinggal mengambil celana dalam itu yang pasti sudah di tinggalkan anjingnya di lantai. Mataku langsung cepat menyapu lantai mencari benda itu sebelum terlihat pak Eko. Aku sedang sibuk memeriksa lantai ketika pak Eko datang lagi sambil berkata,

"Ini punyamu ya?" ditangannya terjulur sebuah celana dalam merah ku yang sudah basah kuyup dan penuh gigitan. Ini sangat memalukan masak celana dalam saya di pegang pak Eko terus basah lagi.
"Iya pak, semua itu gara-gara anjing bapak, terima kasih pak," jawabku gugup sambil menyambar benda itu dari tangan pak Eko.
"Nanti bapak ganti deh, maafkan anjing bapak" kata pak Eko sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Berdiri di depan pak Eko dengan rok sependek ini dengan kenyataan tidak mengenakan celana dalam membuatku terangsang lagi. Cairan kemaluanku pasti menetes ke lantai nih, "Oohhh aku sudah tidak tahan lagi" pikirku dalam hati.

Benar aja dugaanku tiba-tiba setitik cairan menetes kelantai di iringi tetes berikutnya. Hal ini terlihat jelas oleh pak Eko yang kebetulan sedang menunduk.

"Oh, kamu pingin pipis ya? Itu ada kamar mandi. Bapak tidak punya celana dalam wanita buat gantinya tapi kalau mau bapak ngajak kamu ke mal untuk beli gantinya sekarang," tawar pak Eko.

Saya tidak menjawab langsung aja ngeloyor ke kamar mandi. Pak Eko memandangku sampai aku masuk ke kamar mandi.

"Bapak-bapak boleh keluar sekarang" ucap pak Eko.

Tampak dari sebuah ruangan sebelah yang dibatasi kaca cermin 1 arah keluarlah beberapa orang laki-laki setengah baya. Salah satu dari mereka tampaknya kaya dan peranakan tionghoa. Kelihatannya Ia businessman yang sukses. Sedangkan yang lain kelihatan adalah kaki tangannya.

"Pak Bobi, bagaimana anjing saya pak? Anjing ini khusus di latih di Eropa untuk meniduri wanita yang ditemuinya sangat hebat dan ahli di bidangnya. Tawaran saya 750 juta masuk akal sekali kan pak?" jelas Pak  Eko.
"Seperti yang telah bapak saksikan sendiri dia dari belakang cermin tadi, anjing-anjing tersebut mampu mendekati dan melakukan inisitiaf sendiri, mereka bisa mencium bau kemaluan wanita dari jarak berkilo-kilo jika bapak mau pun dia bisa berhubungan seks dengan wanita tanpa perlu di bimbing asal wanita tersebut tidak melawan dan telanjang," lanjut pak Eko jelas.
"Okelah kita deal aja yang penting kamu harus kasih saya 1 show sebagai complimentary dan sekaligus melihat kemampuannya," Pak Bobi berkata sambil menepuk pundak pak Eko, "Dan saya mau wanita tadi yang dipergunakan dalam show itu, dia tampak putih dan merangsang serta seksi saya suka dia," lanjut pak Bobi.

Pak Bobi langsung pamit dan keluar di depan sudah menunggu sebuah BMW seri 7 terbaru berwarna hitam gress dengan supir yang berpakaian putih-putih. BMW itu melaju cepat meninggalkan kediaman pak Eko.

Sementara itu Yessy sudah selesai mencuci dan mengelap kering kemaluannya yang basah akibat jilatan anjing tersebut. Celana dalam itu tidak jadi dipakai kembali karena jijik dengan ludah dan lendir dari anjing terebut, ia bahkan akan membuangnya jika sudah dapat yang baru. Tentu saja ia suka dengan ucapan pak Eko yang berjanji untuk menggantinya dengan yang baru. Ia keluar dengan rok tanpa celana dalam. Terasa dingin karena angin bertiup di bawah kemaluannya. Ide mengenai jalan-jalan di mal tanpa mengenakan celana dalam cukup memalukan rasanya apalagi lelaki yang menemaninya mengetahui hal itu. Tapi tidak ada pilihan lain demi tes yang harus di kerjakan hari ini. Demi kelulusan yang dia cita-citakan selama ini.

Pak Eko menghampiri dia sambil membawakan segelas besar juice leci yang tampaknya enak dan dingin.

"Sebagai rasa bersalah saya ini hidangan sekadarnya, maaf kalau tidak ada makanan, nanti keluar makan aja sekalian sekarang di minum dulu lalu saya tunggu di mobil" tukas pak Eko.

Aku minum dengan cepat sampai tumpah sedikit di kemejaku tepat di bagian payudara sebelah kiri rasa dingin langsung menyergap ke dalam. Aku tidak sempat ke kamar mandi lagi langsung kulap saja pakai tangan dan berlari ke mobil yang sudah menunggu di depan.

SubChapter 1c. Di mal, permainan di mulai.

"Kamu ulang aja tahun depan ya" ucapan pak Eko membuyarkan keheningan di mobil, "Maaf walau ada kejadian tadi tapi semuanya kan berawal dari keterlambatan kamu" lanjutnya.
"Saya harus lulus apapun caranya" pintaku. Apapun caranya.
"Kalau begitu nanti tesnya lisan aja di mal ok, kan kamu bilang apapun caranya" tawar pak Eko.
"Ok" kataku cepat seolah tidak ingin dia berubah pikiran.

Begitu turun dari parkir aku langsung berjalan menuju department store sementara pak Eko ikut di belakangku. Pak Eko mengisyaratkan agar Yessy mengikuti dia dan seolah sudah tahu jalan pak Eko langsung menuju ke tempat penjualan underwear di department store tersebut. Agak kagum namun di telan aja kekaguman itu, perhatian Yessy tertuju di setumpuk celana dalam yang bermerek sama dengan BH nya saat ini. Ia sudah menemukannya ketika seorang pelayan mengatakan bahwa celana dalam tersebut boleh di coba di kamar pas. Hal itu sedikit aneh bukan? Seharusnya celana dalam tidak boleh di coba? Ah tapi persetan dengan keanehan itu yang penting aku sekarang sudah kedinginan dan sudah mulai terangsang lagi.

Kamar pas itu pas di sudut dengan cermin di dua sisi. Agak sempit tapi cukup terang berlantai karpet. Ia mengunci pintu dengan baik dan mulai membuka roknya. Tampak kemaluannya menyembul sedikit berwarna kemerahan dan tampak basah mengkilap dibawah siraman lampu. Ia mengangkat sebuah kakinya ke atas sebuah dudukan yang ada di ruang ganti tersebut sambil memeriksa kemaluannya yang basah. Rambut kemaluannya nampak cukup lebat dan subur sekali. Kemaluannya memiliki bibir yang mungil yang mampu mengundang semua "kumbang" untuk berduyun-duyung mengerubunginya. Bukan hanya "kumbang" bahkan mungkin kumbang juga akan berduyun-duyun mengerubunginya, mungkin siapa tahu. Bau lendir dari kemaluan sangat khas sekali setiap cewek bisa mempunyai bau yang berbeda namun seorang yang ahli dapat tetap membedakan mana bau dari kemaluan mana bau dari ketiak.

Setelah di usap-usap sampai tampak kering barulah ia mengenakan celana dalam tersebut. Astaga celana dalam itu seksi sekali di pinggulnya, kenapa tidak terpikir dari dulu ya? Dia berputar-putar sejenak untuk memastikan semuanya benar dan melangkah keluar tanpa membukanya lagi. Sampai di depan tampak pak Eko lagi bercakap-cakap dengan sang pelayan tersebut. Pak Eko memberi kode apakah cocok dan ia mengiyakan, selanjutnya uang pun berpindah tangan ke laci kasir.

"Sekarang ayo kita makan sebelum tes di mulai" perintah pak Eko sambil menggandeng tanganku, reflek aku menarik tanganku tapi kembali di pegang pak Eko kali ini agak keras sehingga aku takut dan menurut aja tokh habis ini selesai sudah.

Kami makan di sebuah café yang memiliki kursi sofa berbentuk L dan tampak sangat private mungkin karena suasana café yang agak remang-remang dan orang yang tidak banyak mungkin hanya 3 meja yang ada penghuninya kebanyakan adalah pasangan muda. Kami memilih meja di sudut dan mulai memesan makanan. Pak Eko memesan steak ayam dengan segelas nescafe dan aku memesan salad semangka, nasi goreng special dan Lemon Tea. Aku betul-betul lapar sehingga begitu di tawari makanan ini aku mengangguk aja. Aku sedang menunggu pesanan ketika tiba-tiba aku merasa ada tangan di bawah rokku.

Tangan pak Eko yang kasar meraba pahaku yang mulus. Aku mau berteriak tapi tidak enak kalau Cuma pak Eko tidak sengaja benar kan. Aku memandang pak Eko ketika tiba-tiba pak Eko menciumku. Aku langsung kaget dan mundur sambil berkata

"Maaf, Bapak jangan begitu" tapi pak Eko membalas dengan mengatakan bahwa tes nya akan saya beri sekarang.

Tiba-tiba terpikir bahwa bisa saja tes di ganti dengan pelukan dan kencan kilat seperti yang biasa di halalkan di kalangan dosen tertentu. Ah menurut sajalah. Tangan Pak Eko mulai merajalela dan semakin ke atas meraba daerah kemaluanku. Kontan aku basah lagi karena merasa nikmat dan geli, aku mulai menuruti permainan pak Eko ketika aku tersadar kami sedang ada di mal, didalam café dan sedang menanti makanan, dan mungkin saja ada orang yang melihat. Saya berusaha memberitahu dan melihat kalau-kalau ada yang melihat tapi sia-sia. Jari pak Eko sudah berada di dalam celana dalamku di gosok-gosokan ke kemaluanku yang basah. Rangsangan yang diberikan semakin hebat aku mulai tenggelam dan merintih nikmat.

Tiba-tiba Pelayan entah bagaimana sudah ada di dekat situ. Bagaimana kalau dia melihat kami berciuman? Ah itu sudah jelas dan mungkin lumrah. Tapi bagaimana kalau ia melihat tangan pak Eko berada di bawah rok ku? Tiba-tiba semua kembali biasa lagi pak Eko dan aku menerima makanan kami dan mengucapkan terima kasih. Pelayan itu meninggalkan kami sesaat kemudian. Pak Eko kemudian menunjukan jarinya yang basah oleh lendir kemaluanku. Basah sekali sampai aku kaget dan malu apa iya aku jadi sebasah itu. Lendir itu betul berbau khas ketika di dekatkan ke hidungku. Aku malu sekali belum pernah semalu ini di depan umum. Apalagi ketika pak Eko mencium bau lendir tersebut dekat hidungnya. Dunia rasanya mau runtuh aja. Tiba-tiba pak Eko tersenyum dan menatapku dan berkata kamu lulus tes nomor satu.

Tiba-tiba entah kenapa aku pingin pipis setelah selesai makan, mungkin karena cairan yang aku minum terlalu banyak sejak tadi. Aku mengatakan hal itu kepada pak Eko dan meminta izin kebelakang. Pak Eko mempersilakan aku langsung lari ke kamar mandi terdekat. Eh.. Ternyata sesampaiku disana kamar mandinya sedang out of order karena mungkin sedang di bersihkan, aku tidak menyerah dan naik ke lantai berikutnya yang ini juga out of order. Sementara otot lubang kencingku mulai berteriak-teriak seperti lagi kebakaran,

"Tolong kucurkanlah airnya, siram api itu" kalau andaikata otot tersebut bisa bicara.

Sepertinya kencingnya sudah diujung mau meluncur keluar ketika aku sedang menaiki eskalator ke lantai berikutnya, disini malah kamar mandinya tidak ada. Akhirnya dengan langkah gontai dan menahan pipis yang semakin mendesak aku kembali ke café dengan harapan pak Eko mengetahui letak toilet yang lain. Pak Eko masih minum kopi ketika aku sampai dan langsung duduk kembali.

"Semua toilet rusak pak" jawabku putus asa.
"Buka saja celana dalammu dan pipis disini" kata pak Eko ringan seolah-olah jawaban itu sangat bijaksana.

Wajahku memerah seketika mendengar jawaban itu, malu rasanya saking hebatnya sampai-sampai pipisku muncrat sedikit.

"Bagaimana mungkin pak" Jeritku pelan,
"Buka dulu celana dalam kamu dan taruh di atas meja" perintah pak Eko.

Hatiku langsung berdegup kencang dan wajahku menjadi semakin merah. Tapi aku takut dan mengikuti aja pak Eko. Aku mengangkat rokku sedikit dan melucuti celana dalam ku sambil duduk sambil berharap cemas tidak ada orang di café itu yang tahu. Celana dalam itu kuserahkan ke pak Eko yang kemudian di taruh di atas meja. Selanjutnya aku menunggu instruksi pak Eko. Pak Eko mengambil gelas kosong bekas lemon tea yang tadi kuminum dan menyodorkannya ke aku, sambil berkata,

"Kamu pipis aja ke gelas ini, tokh tidak ada yang tahu kalau itu lemon tea atau pipis kamu".

Hatiku langsung copot mendengar perintah itu. Tapi ya mungkin itu satu-satunya jalan. Meja tempat kami duduk bukan tipe tertutup cuma saja karena kursi sofa sehingga posisi meja menutupi ku sampai batas dada dan juga meka tersebut cukup lebar Ya cukup tertutup dan rendah sehingga orang tidak mudah melihat apa yang terjadi di bawah meja tapi kalau ada yang menjulurkan kepala di bawah meja pasti akan terlihat pemandagan indah.

Aku menerima gelas tersebut dengan tangan gemetar selanjutnya aku memposisikan duduk ku ke ujung kursi agar bisa meletakan gelas di bawah kemaluanku. Aku tidak berapa jelas dimana posisi gelas apakah sudah tepat atau belum yang pasti aku harus membuka paha agak lebar, tangan kanan ku memegang gelas dan tangan kiri ku membuka bibir kemaluanku lebar-lebar, gelas kuposisikan tepat di mulut bibir kemaluanku dan  tiba-tiba pak Eko berkata,

"Jangan pipis dulu jaga aba-aba dari saya, dan jangan pipis terlalu kuat bunyinya itu lho bisa memancing perhatian orang,"

Saya kemudian memandang sekeliling tampak ada beberapa laki-laki yang duduk berhadapan tapi tidak memperhatikan kami. Andaikata mereka menundukan badan kebawah sudah pasti mereka melihat jarak meja kami Cuma 1,5 meter saja. Mereka tepat berhadapan dengan kami, tadinya mereka tidak ada entah kenapa bisa berada di situ.

"Oke Yessy, kalau sudah siap saya hitung sampai 3 dan kamu mulai pipis, 1.. 2.. 3" demikian aba-aba dari pak Eko.

Aku pipis dengan perlahan tapi stabil, muncratan pertama agak keluar dan membasahi jariku dan mungkin juga lantai, tapi begitu pipis keluar lancar sudah tidak tumpah lagi. Aku betul-betul sudah tidak tahan lagi terlambat semenit pasti aku sudah pipis di kursi sofa tersebut. Tiba-tiba pak Eko memanggil pelayan di meja sebelah, aku baru mengeluarkan 1/3 dari seluruh kencingku, ketika pelayan tersebut dengan sigap mendatangi mejaku.

Tiba-tiba aku sadar celana dalamku sudah tidak ada di atas meja. Celana dalam tersebut berada 1/2 meter di depan mejaku siapapun yang mengambilnya akan tahu aku sedang pipis ke dalam sebuah gelas, dan dia pasti akan mendapatkan pemandangan yang sangat indah. Bibir kemaluan yang terbuka, gelas yang berisi separuh cairan pipis kekuningan, dan lubang kemaluan yang memancarkan pipis kekuningan, pertunjukan yang cukup indah bukan hanya untuk kelas café,

"Tolong ambilkan celana nona ini jatuh di depan itu pak" pak Eko meminta tolong pelayan untuk mengambil celana dalam yang jatuh di depan meja kami.

Pelayan itu membungkuk dan mengambil celana dalam itu. Semua terjadi begitu cepat sampai aku tidak sempat menghentikan kegiatan ini. Dalam hati aku mau pingsan aja, pasti pelayan itu melihat aku pipis, oh tidak, pelayan itu kemudian berdiri dan sambil tersenyum sambil menyodorkan celana dalam itu ke saya, kedua tangan saya sedang sibuk di bawah ketika saya disodori celana dalam itu. Pelayan itu wajahnya merah karena malu dia kayaknya kaget sekali ketika tadi memungut celana itu.

"Taruh aja di meja itu, terima kasih pak" jawabku menahan malu dan mukaku merah.
"Kamu ini bagaimana sih Yes, masak orang sudah angkat barang kamu, kasih baik-baik masak kamu suruh taruh di meja itu kan celana dalam yang tidak sepatutnya berada di meja" sergap pak Eko, "Terima dengan kedua tangan kamu, berdiri dan membungkuk sendikit sambil mengucapkan terima kasih, ayo cepat!!" lanjut pak Eko setengah marah-marah.

"Tapi..," kencingku meluncur lebih deras dan tidak berdaya, tanganku tidak mungkin kuangkat, Aku sadar pak Eko sedang mempermalukan ku di depan pelayan ini.
"Tapi saya tidak bisa pak" pintaku memohon.
"Ya, sudah selesaikan dulu kerjamu baru terima celana itu dan lakukan seperti yang saya perintahkan" lanjut pak Eko penuh wibawa.

Rasanya seperti setahun ketika akhirnya aku selesai memuntahkan seluruh kencing ke dalam gelas, tepat segelas penuh. Aku jadi sadar gelas ini harus kuangkat ke atas meja supaya kedua tanganku kosong. Aku mengangkat gelas itu dengan gemetar kutaruh di atas meja dan kemudian aku berdiri dan menerima celana dalam itu dan mengangguk terima kasih.

Pelayan itu sepertinya melihat semua yang terjadi ketika dia tersenyum penuh arti kepadaku sambil menyodorkan celana dalam tersebut.

"Minumannya sudah tidak diminum lagi non, biar saya angkat" pelayan itu berkata penuh arti seolah-olah tidak tahu apa-apa.
"Sabar dulu belum habis diminum, ada apa buru-buru, ayo Yessy, habiskan dulu minuman kamu" Pak Eko berkata seolah tidak terjadi apa-apa juga.

Yessy langsung syok begitu melihat segelas penuh kencingnya sendiri dalam satu-satunya gelas yang berisi "minuman". Matanya menoleh ke pak Eko sambil berharap pak Eko tidak memaksa dia untuk meminum "minumam" dalam gelas itu.

"Ayo habiskan kalau kurang manis bisa tambah gula" sambil mengambil sedotan di atas meja dan memasukan nya ke dalam gelas tersebut.

Aku malu sekali harus meminum air kencing sendiri dalam gelas tinggi yang di beri sedotan lagi dan bukan saja itu melainkan di saksikan juga oleh 2 orang yang satu bahkan aku tidak tahu namanya dan mereka juga tahu bahwa itu adalah air kencingku sendiri. Tanganku gemetar memegang gelas yang hangat dan memasukan sedotan ke mulutku. Rasanya seperti berabad-abad dan kedua orang di depanku menunggu dengan penuh senyuman melihat aku minum.

Rasanya sedikit asin dan baunya sangat pesing. Warnanya kuning dan penuh busa. Nasi goreng di perutku rasanya mau keluar semua ketika cairan kuning itu mulai membasahi tenggorokanku dan lambungku. Minum segelas penuh rasanya lama sekali bahkan aku di paksa menghisap sampai habis tuntas dan menjilat gelas tersebut. Pelayan tersebut mengambil gelas tersebut dan diangkat ke atas sambil berkata

"Wah, nona ini hebat ya minumnya, mau tambah lagi"
"Tiiidak..," Tangisku.

Kami membayar lalu keluar dari Café diiringi ucapan terima kasih dari pelayan tersebut sambil berkata

"Lain kali datang lagi ya".

Aku hampir pingsan ketika pelayan tersebut membisikan sesuatu ke telingaku.

"Gelas itu tidak akan pernah ku cuci akan di taruh di atas pajangan dan di beri tulisan 'Yessy meminumnya sampai Habis' tiap kali kamu datang aku akan menceritakan peristiwa ini kepada tamu yang ada"

Bram Teman Suamiku Yang Okesss Bingittt


Cerita Dewasa - Bram Teman Suamiku

Sebut saja nama ku Tyas, wanita umur 30 thn dan orang-orang bilang bentuk tubuhku amatlah proposional, tinggi 170 cm berat 55kg dan ukuran buah dada 34B, ditunjang wajah cantik (itu juga orang-orang yang bilang) dan kulit putih cerah. Sebelumnya aku memang sering bekerja menjadi SPG pada pameran mobil dan banyak orang mengelilingi mobil yang aku pamerkan bukan utk melihat mobil tetapi untuk melihatku.

Menikah dengan Roni, 30 thn, seorang pekerja sukses. Kami memang sepakat utk tidak punya anak terlebih dahulu dan kehidupan seks kami baik-baik saja, Roni dapat memenuhi kebutuhan seks ku yang boleh dibilang agak hyper..sehari bisa minta 2 sesi pagi sebelum Roni berangkat kerja dan malam sebelum tidur.



Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Roni bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar karena kadang Roni harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.



Dan mulailah cerita ini ketika Roni mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Bram dari luar kota. Pertama diperkenalkan Bram langsung seperti terkesima dan sering menatapku, hal itu membuatku risih. Bram cukup tampan gagah dan kekar.



Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Roni memutuskan agar Bram tinggal di rumah kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami. Bram tidur di kamar persis di seberang kamar kami.



Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri pandang diantara sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur bertelanjang agar jika Roni datang bisa langsung bercinta.



Pernah suatu saat ketika pagi hari kami aku dan Roni bercinta di dapur waktu masih pagi sekali dengan posisiku duduk di meja dan Roni dari depan, tiba-tiba Bram muncul dan melihat kami, dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang dalam puncaknya dan Roni yang membelakangi Bram dan aku juga tidak tega menghentikan Roni, akhirnya ku biarkan Bram melihat kami bercinta tanpa Roni sadari hingga kami berdua orgasme. Dan aku tahu Bram melihat tubuh telanjangku ketika Roni melepaskan penisnya dan terjongkok di bawah meja.



Setelah kejadian itu Bram lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku.



Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Roni benar2 sibuk sehingga hampir seminggu tidak menyentuhku. Di hari Jum’at kantor tempat Roni bekerja mengadakan pesta dinner bersama di rumah atasan Roni . Rumahnya terdiri dari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang2 antik. Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian yang sangat seksi, gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH, bagian bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu saya merasa sangat seksi dan Bram pun sempat terpana melihatku keluar dari kamar. Sebelum berangkat aku dan Roni sempat bercinta di kamar dan tanpa sepengetahuan kami ternya Bram mengintip lewat pintu yang memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untu melihat kami dari pantulan cermin, sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Roni orgasme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan. Dan Bram mengetahui hal itu.



Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Roni dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan oleh customer. Roni berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik, di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang melihat-lihat di ruangan yang besar itu. Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Bram .



“Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Bram



“Ah bisa aja kamu Bram”,balasku tersipu.



Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Bram meminta tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku.



“Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil langsung memegang rambutku yang tergerai dengan sangat lembut. Tanpa bisa mengelak dia telah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang jenjang dan mulus dan terus terang aku seperti terpesona oleh keadaan diriku yang seperti itu. dan memang benar aku terlihat lebih seksi. Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Bram meraba leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Bram telah menempelkan bibirnya di leher belakangku, daerah yang paling sensitif buatku sehingga aku lemas dan masih dengan memegang gelas Bram yang telah menyudutkanku di dinding dan menciumi leherku dari depan. “Bram apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Bram..lepas..!”,rontaku tapi Bram tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang.



Bram terus menyerangku dengan kedua tanganku memegang gelas dia bebas meraba buah dadaku dari luar dan terus menciumi leherku, sambil meronta-ronta aku merasakan gairahku meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Bram mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke selangkanganku. “Bram..hentikan Bram aku mohon..tolong Bram..jangan lakukan itu..”,rintihku, tapi Bram terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir vaginaku yang ternyata telah basah karena serangan itu. Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pahaku. Ketika Bram sudah semakin liar dan akupun tidak dapat melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Roni memanggil dari pinggir tangga yang membuat pegangan himpitan Bram terlepas, lalu aku langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Roni yang tidak melihat kami dan meninggalkan Bram dengan G-string hitamku. Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan gairah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau dalam kategori diperkosa.



Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Roni mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Bram. Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Bram, diperjalanan dia hanya mengakatakan “Maaf Tyas..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun. Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah. Tanpa sadar ternyata Bram telah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’, “Tyas aku ingin mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri aku ambil G-stringku dengan cepat, tapi saat itu juga Bram telah menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bugilah aku diahadapannya. Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku. Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?”Bram..lepaskan aku Bram..ingat kau teman suamiku Bram..jangan..ahh..aku mohon”, erangku ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Bram terus menekan hingga aku berteriak saat penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, ternyata dia sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam.



“Ahhhh?Braam..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok..aku mendengar suara penisnya yang besar keluar masuk di dalam vaginaku yang sudah sangat basah hingga memudahkan penisnya bergerak. Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh panjang “Ahhh?..” ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku sangat malu mengalami perkosaan yang aku nikmati. Sepuluh menit kemudian Bram mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Bram di telingaku “Ahhh..hmmfff?” aku merasakan vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Bram terkulai di atasku.



“Maaf Tyas aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku terbaring dan menerawang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa Roni pulang hingga pagi harinya.



Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang,, Roni dan Bram berpamitan untuk nerangkat ke kantor. Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Bram ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali pulang, karena Roni sangat mempercayainya maka dia izinkan Bram pulang sendiri. Bram masuk dengan kunci milik Roni dan melihat aku sedang berenang tanpa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renag dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya, “Bram..kenapa kau ada di sini?” tanyaku, “Tenang Tyas suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam “Pantas sajaku semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku. Aku buru-buru berenang menjauh tetai tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga. Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2 Bram di dalam kolam. Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan vaginaku hangat sekali, ternyata Bram ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta.



Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh sisi vaginaku dan memasuki liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir menahan gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai vaginaku, nafasnya kuat sekali pikirku. Detik berikutnya yang aku tahu dia telah berada di depanku dan penisnya yang besar telah meneyruak menggantian lidahnya? “Arrgghh..” erangku menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Roni. Akhirnya aku membiarkan dia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang. Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan penisnya keluar masuk. Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata gairahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku. Dan di pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kau sangat cantik dan seksi Tyas..ahh” bisiknya ditelingaku.



Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Hanya suara eranggannya dan suara penisnya maju mundur di dalam vaginaku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya. Beberapa saat kemudian kembali aku yang mengalami orgasme diawali eranganku “Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang keras pinggiran kolam, “Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari aku mengalami orgasme. Sebentar kemudian Bram lah yang berteriak panjang, “Kau hebat Tyas..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam vaginaku. Gila hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku. Setelah dia mencabut penisnya yang masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar.



Setelah Roni pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Roni dapat memberikan kepuasan padaku. Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali depan aku dekati Roni yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap da berbalik dan menyerangku. Ternyta yang kudapatkan adalah bentakannya “Tyas..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk? Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras. Aku yakin Bram juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu. Dari kolam aku bisa melihat bayangan di Roni di depan komputer dan lampu di kamar Bram. Tampak samar-samar Bram keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku.



Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Bram mengeringkan tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku. Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus. Perlahan aku membelai-belai vaginaku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Bram, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Bram dan langsung mengunci pintu dari dalam. Bram sangat terkejut “Tyas..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Roni ada di kamar seberang. Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Bram hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Bram tersenyum sambil memperlihatkan penisnya yang semakin membesar dan tampak berotot. Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Bram yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendesah perlahan merasakan penisnya aku kulum dan hisap dengan nafsuku yang sudah memuncak.



Sambil mulutku tetap di dalam penisnya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan vaginaku di mulut Bram yang sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap vaginaku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Roni yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas penisnya yang sudah mengacung tegang dan besar panjang. Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu sensasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang penis Bram masuk ke dalam vaginaku “Ahh..sssfff..Braaam!” erangku perlahan menahan suara gairahku agar tidak terdengar, aku merasakan seluruh penisnya memenuhi vaginaku dan menyentuh rahimku. Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan, dan sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Bram dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku hingga berwarna kemerahan dan keras “ahh..ahh..” demikian erangan kami perlahan mengiringi suara penisnya yan keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafsunya mendadak Bram duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi. Aku sungguh tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam.



Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Roni mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Bram dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara, kudekap erta Bram seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Bram merasakan penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya. Selesai aku orgasme sekiat 30 detik, Bram membalikan aku dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginaku. Bram mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Bram merasakan penisnya kembali dapat keluar masuk dengan mudah karena vaginaku sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya. Dan Bram langsung memompa penisnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara erangan kami berdua yang tertahan derit tempat tidur dan suara penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Bram.



Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras pantatnya hingga penisnya menyentuh rahimku. Kupeluk Bram dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku. Kugigit bibirku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Bram dengan menaik turunkan pantatku. Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Bram diketuk Roni, “Bram..kau sudah tidur?”, demikian ketuk Roni. Langsung saja Bram melepaskan pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar. Sungguh hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku.



Bram dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Roni masuk, Roni sempat terkejut melihat Bram telanjang,”Sedang apa kamu Bram” tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku. Bram hanya tersenyum dan mengatakan,”Mau tau aja..” Dasar Roni dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi. Setelah Roni keluar, Bram kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,”Tyas buka pintunya..sudah aman”. Begitu aku buka pintunya Bram langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku “Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur Bram melahap buah dadaku dan putingku.



Sepuluh menit berlalu dan goyang Bram semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal yang sama “Braaam lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar..” desahku “Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”, dan benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku aku mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu bersamaan. “Braaammm..,” desahku tertahan. “Ahhh Tyas..kau hebat..” demikian katanya. Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul. “Terima kasih Bram..kau hebat..” kataku dengan kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Roni tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada bekas ciuman Bram di sekujur buah dadaku. Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Roni tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya.



Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Roni berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Bram, kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadaku yang masih memar karena gigitan Bram. Saat kami berenang aku menyadari bahwa Bram sedang menatap kami dari kamarnya. Dan saat Roni sedang asyik berenang kulihat Bram memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku terkejut dia menunjukan penisnya yang sudah mengacung besar dan tegang. Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.”Ron aku mau ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Roni, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Roni memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti.



Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Bram. Di sana Bram sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya. “Gila kamu Bram..bisa ketahuan Roni lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku “Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Bram sambil mencium leher belakangku. Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih gila Bram menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung hingga pantatku, “Gila kau Bram, Roni bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Roni yang benar-benar sangat menikamti renangnya. Di kamar Bram pun aku sangat menikmati sentuhan Bram. “Tyas kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang. “AHH..Bram..” teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Roni tidak akan mendengarnya. Langsung saja Bram memaju mundurkan penisnya di vaginaku..”Ahh.. Bram lebih kencang..fuck me Bram..puaskan aku Bram..penismu sungguh luar biasa..Bram aku sayang kamu..” teriakku tak keruan dengan masih memperhatikan Roni.



Bram mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini,”Tyas..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, kalau saja Roni melihat sejenak ke kamar Bram maka dia akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dengan rekan kerjanya. Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan “Teruuus Bram lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar Braaaaam”, teriaku. “Aaakuu juga Tyyaaasss..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dengan puncak kenikmatan yang datang bersamaan. Setelah itu aku langsung mencium bibirnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Roni yang tidak menyadari kejadian itu.



Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercinta bersama Bram. Pernah suatu saat ketika akhirnya Roni mau bercinta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun. Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayangan di belakangku sebelum aku menyadari Bram sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang. Penisnya langsung menusuk vaginaku yang membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini. Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku aku, “Bram kamu nakal” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Bram kudapatkan gairah terpendamku selama ini.
 
Copyright © 2013 AZKA TRIMBELL
Design by FBTemplates | BTT