BREAKING

Selasa, 06 September 2011

Selingkuh Demi Anak

Selingkuh Demi Anak TOLOL juga Kamal, 30, ini. Masa sebagai lelaki tak bisa membedakan mana perempuan gadis dan sudah “dol”. Ditipu kekasih gelapnya bahwa masih gadis, percaya saja. Akibatnya, di saat berkelon-ria digerebeg suaminya dan ditempeleng. Tapi dalam pemeriksaan, Ny. Ati, 25, mengaku selingkuh karena ingin punya anak lagi.
Ternyata orang selingkuh tidak selalu bermotif ingin memanjakan “si jendul”. Rupanya ada juga yang justru pengin punya momongan lagi. Padahal biasanya, orang bergelap-gelapan asmara selalu berharap jangan sampai jadi momongan. Bahkan di banyak kasus, ketika si wanita hamil berusaha digugurkan. Atau, ketika ngotot minta dinikahi, si kekasih yang hamil pun dianiaya, bahkan dibunuh.
Pelaku “disenting opinion” dalam motif berselingkuh itu adalah Ny. Ati, warga Desa Daya, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makasar. Hingga enam tahun perkawinannya, kok anaknya hanya si Upik satu-satunya, yang kini sudah berusia 5 tahun. Dia ingin nambah lagi, tapi Dodi, 35, suaminya sudah tidak mampu. “Wah, harus pakai joki jadinya….,” keluh Atik yang memang masih muda dan enerjik.
Begitu kuat ambisinya untuk punya momongan lagi, dia kemudian menjalin asmara dengan Kamal, petugas kebersihan di sebuah universitas swasta di Makasar.Kali pertama kenal, Ati mengaku masih gadis tulen, dengan spedometer masih nol. Rupanya si lelaki percaya saja. Saat hubungan mulai serius, justru wanita rindu momongan inilah yang ambil inisiatip mengacu sistem jemput bola. Artinya, dia sendiri yang mendatangi kos-kosan si cowok untuk menyongsong “bola” si Kamal.
Agaknya Kamal sama sekali nol dalam urusan keperempuanan, karena memang belum pernah studi banding. Ketika Atik mengajaknya hubungan intim bak suami istri, dia nurut saja tanpa mempermasalahkan statusnya yang sebenarnya. Karena Ati mengaku gadis, yang berarti bukan punya siapa-siapa, dia langsung nyosor saja tanpa takut ada resiko lain. Padahal sesungguhnya, sejak dia mendekati Atik, pada hari itu pula Kamal berstatus lelaki senior alias senang istri orang.
Kamal baru sadar akan kebodohannya ketika melihat Ati selalu diantar pengojek yang sama, tak pernah ganti. Saat ditanyakan pada si tukang ojek, ternyata wanita itu memang masih punya suami. Dan si tukang ojek pun sama sekali juga tak tahu bahwa kehadirannya yang rutin ke rumah Kamal dalam rangka sistem “jemput bola”. Maklumlah, setiap ke rumah Kamal di Panakukang selalu mengaku ada urusan bisnis. Padahal sesungguhnya, bisnis di sini malah dalam arti: bisikan penuh nista!
Kamal pun menyesal, tapi terlambat. Soalnya, setelah sekian kali berhubungan intim tahu-tahu Atik mengaku sedang hamil. Kamal sih mau saja bertanggungjawab, tapi bagaimana caranya harus balik nama, sedangkan “kendaraan” itu masih atas nama orang lain. Karena itulah, pada kunjungan kali ini sama sekali tak ada  keinginan untuk wisata asmara, kecuali memikirkan bagaimana solusi terbaik menghadapi kemelut ini. “Aku mau menikahimu, tapi tanpa resiko dipancung suamimu,” kata Kamal.
Ee, benar juga. Belum juga ketemu kata akhir perundingan itu, tahu-tahu Dosi suami Ati datang. Melihat istrinya bercengkerama dengan lelaki lain, dia langsung menempeleng Kamal. Keributan tak sampai berkembang, karena Kamal segera diserahkan ke Polsek Panakukang dengan tuduhan perzinaan. Kurang jelas, apakah Dodi juga tahu bahwa kehamilan Ati juga ada penyertaan “saham” dari pihak lain.
Kalau soal saham sih, Kamal pemegang saham mayoritas.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 AZKA TRIMBELL
Design by FBTemplates | BTT